Wednesday, December 26, 2018

Menangislah Ibu



Oleh Lulu


Menghitung hari menuju akhir tahun. Lihat ke dalam rumahmu, ibu, bagaimana keadaan keluargamu setahun ini. Kemudian lihat juga ke luar rumah. Apa yang terjadi di balik dinding rumahmu. Bagaimana kondisi umat setahun ini. Apakah mereka merasakan suka cita, atau keluh kesah akibat persoalan umat yang menghampiri setiap waktu.

Menjelang akhir tahun, harga kebutuhan pokok semakin tak terkendali. Makanan sehat tak terbeli, anak-anak nyaris kurang gizi. Ketua Bidang Litbang Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Rizal E Halim memprediksi kenaikan harga pangan hingga akhir tahun. Hal ini menurut Rizal karena efek pelemahan rupiah yang terus terjadi, tribunnews.com (20/10).

Menjadi tren tahunan. Hingga para ibu terbiasa menderita terhadap tren yang tidak manusiawi ini. Bukan hanya itu, bahkan sepanjang tahunpun umat telah disuguhi dengan berbagai hidangan meroketnya harga sembako. Puluhan juta rakyat miskin didera kelaparan. Terakhir pada Maret 2018 jumlah penduduk miskin tercatat 25,95 juta orang atau 9,82%, detikfinance (27/7).

Sementara itu, kebijakan impor yang dilakukan penguasa semakin menambah deret panjang persoalan umat, justru di saat hasil petani lokal melimpah. Bagaimana nasib petani jika hasil keringat mereka bersaing dengan produk impor. Eksistensi petani lokal melemah.Petani menjadi rugi. Akibat tidak bisa menutupi modal usaha.

Pelayanan kesehatan pun kini semakin menampakkan jati dirinya. Dipercaya oleh sebagian umat sebagai solusi. Akan tetapi, praktik di lapangan membuktikan sulitnya umat memperoleh layanan kesehatan yang baik. BPJS tidak hanya menyusahkan umat, juga mengenai tenaga medis dan institusi kesehatan. Perampokan uang umat berkedok layanan kesehatan.

Minimnya upaya pengentasan kemiskinan. Para ibu bahkan didorong ke luar rumah menjadi buruh. Beresiko menghadapi pelecehan seksual, perceraian, bahkan anak-anak yang terlantar akibat ibu menjadi bemper perekonomian negara. Pemberdayaan perempuan yang salah arah. Mencerabut tugas ibu sebagai ummu wa robbatul baiyt.

Belum berhenti kesulitan ibu. Kriminalisasi, rampok dan begal merajalela. Umat tak segan saling bunuh. Tidak hanya karena alasan ekonomi, akan tetapi buah liberalisasi yang menghidupi nafas umat melahirkan banyak perilaku buruk dan kotor. Penegakan hukum yang ala kadarnya, semakin menyesakkan umat.

/Kehidupan Era Sekularisme/

Ibu, tidak ada kebaikan dari sekularisme. Seluruh lini kehidupan umat, sempit. Kebutuhan pokok dan kebutuhan dasar tidak terpenuhi. Solusi yang ditawarkan penguasa, adalah solusi-solusi yang tidak masuk akal. Bahkan bisa jadi menambah persoalan baru.

Nasihat ulama tidak menyentuh penguasa. Ulama malah dikriminalisasi. Rambu Ilahi dilangkahi. Label buruk dan framing jahat terhadap umat Islam kian hari semakin masif. Bahkan ormas yang konsisten mendidik umat pun dipersekusi. Hukum sekuler selamanya tidak akan pernah memberi ruang bagi Islam untuk berkuasa.

Gerak umat dibatasi. Penerapan syariat dihalangi. Umat dibiarkan mencari solusi sendiri. Upaya kebangkitan akan sulit terealisasi jika umat masih melangkah dalam jalan sekularisme. Terbukti penguasa gagal melindungi dan mencukupi kebutuhan umat. Berharap pada penguasa dengan model cetakan sekularisme selamanya akan menyengsarakan umat.

Sangat mengerikan ibu, hingga kini terbukti, di seluruh belahan negeri akan timbul permasalahan yang terus melilit seluruh sendi kehidupan umat. Dari ekonomi, politik, sosial, pendidikan, keluarga dan lainnya, semua tak luput dari serangan kerusakan akibat sekularisme. Satu-satunya cara untuk keluar dari persoalan, adalah umat kembali kepada Islam.

/Kehidupan Dalam Islam/

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَاۤ فَّةً   ۖ  وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ  ۗ  اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208).

Wahai ibu, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan. Ini adalah hal yang diperintahkan Allah. Sebab Islam adalah agama yang syamil wa kamil, menyeluruh dan lengkap. Tidak ada satu agamapun yang setara dengan Islam. Al Islaamu ya'lu wa laa yu'la 'alaihi. Di dalamnya lengkap terdapat aturan bagi seluruh urusan umat.

Politik, ekonomi, pendidikan, pengaturan keluarga hingga bernegara, diatur dalam Islam. Allah Sang Mudabbir, menunjukkan kuasanya dengan seperangkat aturan yang menyelamatkan kehidupan umat. Oleh sebab itu, tidak layak jika seorang muslim masih meletakkan tumpuan harapannya pada aturan lain.

Sejarah telah membuktikan bahwa Islam mampu menguasai 2/3 dunia, selama lebih dari 13 abad. Sekularisme, begitu pula ideologi lain, tidak akan mampu menandinginya. Terwujud kemaslahatan (jalb al mashalih) dan tercegahnya kemafsadatan (dar'u al-mafasid) merupakan hasil dari penerapan Islam secara kaffah.

Hal ini hanya bisa diwujudkan dengan model pemerintahan berbentuk Khilafah. Sebab hanya Khilafah yang merealisasikan seluruh aturan Allah, mengurusi umat dengan panduan Alquran dan Hadits. Khilafah menjadi perisai dan pelindung umat. Konsekuensi logis dari penerapan Islam kaffah adalah rahmat bagi semesta alam.

Bukan hanya muslim sejahtera, juga umat agama lain, seperti hindu, nasrani, dan lainnya. Hidup berdampingan dengan damai dan terjamin hak-haknya. Tidak hanya itu, tumbuhan, hewan dan seluruh alam semesta mendapat ri'ayah yang baik sesuai aturan Allah. Bukankah ini sangat indah, ibu.

Islam mampu melepaskan segala bentuk penjajahan. Menebarkan kedamaian dan keadilan bagi seluruh penjuru dunia. Menangislah ibu, menangislah. Dalam sekularisme, air matamu tak akan pernah kering. Maka segera tinggalkan sekularisme. Sejahtera hanya sekadar janji saat Pemilu, yang kemudian hilang ditelan waktu. Kembalilah pada Islam, pada kebahagiaan yang hakiki. Allahummanshurnaa bil Islam

 Wallahu 'alam.

#PerubahanHakikiDenganKhilafah
#KhilafahAjaranIslam
#IslamSelamatkanNegeri

Sumber
http://www.radarindonesianews.com/2018/12/lulu-nugroho-menangislah-ibu.html

Ilustrasi Pinterest.com

**

No comments:

Post a Comment