Menulis di Negeri Peri

0 Comments

#KulwaTipsMenulisUntukEksis
#PRNgajiLiterasi
#KomunitasNgajiLiterasi
#day1



Pada suatu masa, ada sebuah Negeri Peri yang indah. Penuh bunga berwarna-warni. Sawah dan ladang luas terhampar. Cahaya mentari hangat berpendar-pendar. Karena keindahannya, negeri tersebut diberi nama laksana perhiasan. Zamrud, batu permata yg berwarna hijau seperti lumut. Negeri zamrud, negeri peri.


Para peri hidup dengan damai. Peri-peri cantik dan baik hati. Tua dan muda. Mereka saling menyayangi dan mengasihi. Tidak ada kebencian. Juga tidak ada dusta di antara mereka, pastinya. Saling menyemangati. Mendukung satu dengan yang lain. Membantu dan menguatkan.




Uniknya, peri-peri di negeri itu suka menulis. Berbagai macam tulisan mereka pelajari. Ada fiksi, feature, cerpen, opini dan lainnya. Terakhir beberapa hari lalu mereka belajar membuat surat pembaca. Semua peri bergairah untuk belajar. Peri-peri senior siap mengajarkan ilmunya. Peri yunior siap menerima ilmu.


Karena semangat belajar, tidak jarang beberapa peri belajar di kelas menulis lain yang beragam. Mendua, mentiga. Sehingga akhirnya para peri akan bertemu teman-teman yang sama berkali-kali di kelas-kelas yang berbeda.




Jangan ditanya suasana belajar di Negeri Peri. Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Sangat menyenangkan. Bahkan tidak hanya itu, peri senior menghasilkan buku. Peri lain mengirim ke media online atau media cetak.


Tulisan-tulisan mereka, bagaikan hujan di siang hari yang terik. Sejuknya menyegarkan, masuk ke semua celah tanah yang kering. Menyegarkan. Membasahi. Menghidupkan tumbuhan yang mati. Mengikis semua kerusakan.


Inilah Negeri Peri. Sebuah negeri yang para perinya tak pernah berhenti menghasilkan karya. Bukan hanya sebuah, tapi banyak. Agar anak-anak manusia selamat dari bahaya, dan merasakan bahagia hingga akhir masa.








Ilustrasi: http://pinterest.com/pin/403072235374644741/?source_app=android

Cirebon, 4/11/2018, Ahad pukul 21.05


You may also like

No comments:

Powered by Blogger.