Bunda, Inikah Merdeka?

0 Comments


Berapa tahun usia negara ini? Katanya kita sudah merdeka, benarkah bunda? Pekik kemerdekaan terdengar di sana sini. Seolah yang sungguh kita sudah merdeka.

Mengapa 'seolah', bunda?
Karena hidup kita makin hari makin sempit. Makanan nyaris tak terbeli. Anak-anak kurang gizi. Uang di tangan cepat sekali habis. Padahal peluh di sekujur tubuh suami belumlah kering. Inikah merdeka, bunda?

Biaya sekolah tinggi. Menjadikan anak-anak pintar bagaikan mimpi. Berbagai perombakan sistem pendidikan dan kurikulum bukannya memudahkan, tapi membuat rakyat miskin semakin jauh mengakses pendidikan. Generasi penerus bangsa sulit membuat prestasi. Jika sudah begini, 20 tahun ke depan akan seperti apa kualitas pemimpin negeri ini?

Belum lagi ketika keluarga sakit. Beban berobat yang semestinya ditanggung oleh negara, justru diserahkan kepada rakyat dengan konsep ta'awun berbalut riba. Serasa orang sakit menjadi bertambah-tambah sakitnya jika memikirkan debu-debu riba yang menyelimutinya.

Persoalan ini dihadapi kita semua, bunda. Kita terbiasa dengan atmosfer seperti ini hingga merasa bahwa kita sudah merdeka. Di media cetak, elektronik, semua meneriakkan 'merdeka', maka kita akhirnya terbawa suasana seolah kita sudah merdeka. Padahal belum, bunda. Ini belum merdeka. Jika kita sudah merdeka, maka tak akan sesempit ini kehidupan kita.

Firman Allah di dalamAl-Qur’an:
…dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur:55).

Perintah Allah seperti itu, bunda, kerjakan amal saleh, aktifitas baik. Baik menurut siapa, bunda? Menurut Allah pastinya. Aktifitas baik, atau amal saleh adalah aktifitas yang diridai Allah. Diperintahkan Allah untuk dikerjakan, dan yang dilarang Allah maka kita tinggalkan.
Kita semua bunda. Anak-anak yang belum baligh ajarkan beramal saleh. Agar kelak mereka dewasa, mereka tahu bagaimana menjaga aktifitasnya tetap dalam koridor syara'. Begitu pun kita dan suami, sama-sama melakukan amal saleh, kerjakan aktifitas yang diridai Allah.

Bagaimana dengan penguasa, bunda? Perlukah beramal saleh?
Harus bunda. Penguasa diperintahkan Allah untuk mengurusi rakyatnya. Sejahtera atau sengsaranya rakyat, maka penguasa kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Berarti mengurusi rakyat pun diatur oleh Allah.

Jika hal ini sudah ditegakkan, maka janji Allah akan terbukti, bahwa akan hilang ketakutan dalam diri kita berganti dengan rasa aman. Inilah merdeka yang sesungguhnya. Yaitu melepaskan diri dari penghambaan kepada makhluk beralih kepada Pencipta. Tsumma takuunu khilafatan 'ala minhajin nubuwwah.

Cirebon, 16/8/2018

#sarapankata
#kmobatch14
#kmoIndonesia
#IndonesiaMenulis
#day24

Ilustrasi.  https://pin.it/da6euzlrryksuo


You may also like

No comments:

Powered by Blogger.