Rendahkan Suaramu

0 Comments


Selamat pagi bunda, apa kabar hari ini? Sudah siap mengguncang dunia?

Jangan lupa muhasabah terus ya bunda. Karena gerakan kebangkitan, gerakan mengguncang dunia akan sulit kita lakukan jika kita masih bermaksiat kepada Allah. Obyek dakwah yang utama adalah diri kita sendiri. Menyampaikan Islam, menyampaikan kebenaran diawali dengan perubahan diri.

Pagi ini kita lihat anak-anak ya bunda. Sudahkah kita berkata lembut pada mereka. Apakah bunda masih suka marah-marah? Apakah bunda masih mendidik anak-anak dengan kata-kata yang keras? Ah, hati-hati bunda. Mereka peniru yang ulung. Tanpa sadar kita membuat mereka merekam perilaku buruk kita.

Peribahasa mengatakan “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Atau  “Like father, like son”. Sama juga dengan, "al-Waladu shuurotun 'an abiihi". Hal ini mengindikasikan bahwasanya orang tua adalah uswatun hasanah bagi anak-anak. Orang tua adalah hal yang terdekat dengan anak-anak. Sehingga yang lebih dulu diserap oleh mereka adalah sikap orang tua. Ibu bahkan lebih dekat lagi. Itu sebabnya dalam Islam ibu sebagai al madraasatul uula. Sekolah yang pertama, yang mestinya mengajarkan hal baik bagi anak-anak.

Jika ibu sering marah-marah, dan berkata kasar terhadap anak-anak, maka mereka akan menganggap bahwa cara itulah yang paling tepat untuk menyampaikan sesuatu. Dan yang lebih berbahaya lagi adalah akibat bentakan atau perkataan yang kasar dapat membunuh lebih dari 1 milyar sel otak mereka. Jika diiringi dengan pukulan dan cubitan maka akan membunuh lebih dari bermilyar-milyar sel otak saat itu juga. Hal ini berpengaruh pada kepribadian mereka. Nau'dzubillaahi min dzaalika. Kita berlindung dari yang demikian. Berlindung dari kebodohan kita. Berlindung dari kurangnya kesabaran kita dalam mendidik anak.

Allah Ta’ala berfirman:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (Al-Israa’ : 23-24).

Mulai dari diri kita sendiri dulu bunda. Berkata halus, mendidik anak-anak dengan kasih sayang. Sampaikan dengan lemah lembut agar mereka mengerti ucapanmu. Jika engkau telah lakukan itu, maka mereka kelak akan menjagamu, menjaga hatimu. Tidak berwajah masam, apalagi berkata 'ah'. Tidak dengan membiarkanmu sendiri dan sedih saat tenagamu sudah mulai lemah dalam usiamu yang menjelang senja. Wa qul lahum fii anfusihin qaulam baliigho.

Cirebon, 30/7/2018

#SarapanKata
#KMObatch14
#KMOIndonesia
#IndonesiaMenulis
#Day7

Ilustrasi .  https://pin.it/xbkoo4vcszs2mr


You may also like

No comments:

Powered by Blogger.