Wahai Para Syabab Dan Syabah, Bersiaplah, Ini Panggungmu! ( Dua hari jelang 212)

0 Comments

Oleh Lulu.

Perhelatan akbar akan digelar. Saatnya gladi bersih. Memeriksa beberapa hal yang mungkin terlewat pada saat pementasan. Bagi sebagian umat, 212 adalah reuni. Bagi sebagian umat yang lain yang senantiasa mengawasi, memperhatikan dan menjaga pemikiran umat, momen 212 adalah ajang dakwah. Dakwah menyeru kepada Islam.

Maka ketika jutaan muslim dari seluruh penjuru tanah air bahkan luar negeri berkumpul di Monas, saat itulah kita berdiri di sisi depan, samping kanan kiri dan belakang mereka, merapatkan barisan, mengarahkan umat pada tujuan yang 1. Yaitu menyamakan perasaaan marah dan cinta yang ada pada umat agar berada pada frekuensi yang sama yaitu hanya untuk Islam.

Sebab marah dan cinta yang dilandasi iman, akan membawa umat pada ketinggian berpikir. Hal inilah yang dilakukan oleh para syabab dan syabah. Selamanya mereka menjaga pemikiran umat. Agar umat berpikir jernih dan mampu mengaitkan seluruh fakta yang mengitari mereka dengan Islam.

Sebab umat sejatinya adalah sekolah bagi para syabab dan syabah. Mempelajari berbagai kondisi baik dan buruk yang menyentuh kehidupan umat. Kemudian melihat bagaimana umat menyelesaikan persoalannya. Jika umat belum mampu memecahkan persoalan dengan solusi sahih, maka tugas syabab dan syabah untuk memperbaikinya.

Begitupun dengan 212. Ajang yang dinanti seluruh umat termasuk para syabab dan syabah. Menjadi bukti bahwa bendera tauhid ternyata mampu mempersatukan. Langkah berikutnya adalah mengajak umat agar berhukum pada seluruh hukum Islam, sebagai realisasi dari tauhid. Kemudian umat bergerak bersama memperjuangkan Islam.

Lihatlah betapa umat rela mengerahkan seluruh energinya. Datang dengan ikhlas, menyiapkan kebutuhan mereka sendiri. Yang tinggal jauh dari pusat ibu kota telah bergerak mendekati arena dengan berbagai akomodasi dan sarana transportasi.

Mengajak teman, kerabat dan handai taulan untuk turut serta. Yang sakit berupaya untuk sehat. Yang memiliki anak-anak kecil, mengkondisikan putra putri mereka untuk safe selama perjalanan. Tak ada yang mampu menahan panas mabda. Tidak ada yang sanggup menghalangi kebenaran bisyarah. Kemenangan telah tampak jelas di depan mata.

Terbukti bahwa dakwah mampu mendorong para syabab dan syabah untuk terus bergerak membela Islam. Tak peduli framing jahat yang menggelinding bagai bola liar. Mereka tetap bersatu, menggenggam Islam. Memastikan posisi, dalam barisan pejuang kebangkitan umat.

Para syabab dan syabah yang hati dan pikirannya telah diikat oleh mabda, tak akan mudah goyah atau lemah. Persekusi terhadap bendera tauhid dan seluruh pemikiran Islam, tidak akan menggoyahkan langkah dakwah. Pantang surut ke belakang. Menyelesaikan segala apa yang telah kita awali (meminjam istilah ustaz Tachta Brader Karim).

Tak peduli masih ada oknum yang membenci bendera tauhid. Bendera yang dihinakan akan tetap berkibar, bahkan bertambah banyak. Jutaan umat siap memperjuangkannya. Semakin dipersekusi, akan semakin dicinta. Persekusi bendera dan seluruh simbol Islam tidak membuat umat tercerai berai. Justru membuat umat semakin bersatu.

Sayangnya para musuh Islam menutupi hati mereka dengan gelapnya kebencian. Seandainya mereka tahu, betapa indah rasanya memegang bendera tauhid, serta bertauhid dengan cara yang benar.

Al Islaamu ya'lu wa laa yu'laa alaihi. Kemenangan pasti datang, kekalahan ada pada musuh Islam.

Wahai para syabab dan syabah, bersiaplah, ini panggungmu!

Tsumma takuunu khilafatan 'ala minhajin nubuwwah.

******************
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam, beliau bersabda:

قال موسى عليه السلام : يا رب علمني شيئاً أذكرك وأدعوك به ، قال : قل يا موسى لا إله إلا الله . قال : كل عبادك يقولون هذا ، قال : يا موسى لو أن السموات السبع وعامرهن غيري والأرضين السبع في كفة ، ولا إله إلا الله في كفة ، مالت بهن لا إله إلا الله

”Berkata Musa ‘alahis salaam: ‘Wahai Rabb, ajarkanlah padaku sesuatu yang dengannya aku berzikir kepadaMu dan berdoa kepadaMu’.

Maka Allah berfirman: ‘Wahai Musa, Ucapkanlah: ‘Laa ilaaha illallaah’.

Musa berkata: ‘Setiap hambaMu mengucapkan kalimat ini’.

Allah berfirman: ‘Wahai Musa, seandainya langit yang tujuh serta seluruh penghuninya, selain Aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan
dan kalimat Laa ilaaha illallaah diletakkan pada sisi lain timbangan.
Niscaya kalimat Laa ilaaha illallah lebih berat timbangannya’

Diriwayatkan ibnu Hiban dan Al-Haakim dan ia (Al-Haakim) mensahihkannya.

Sumber referensi: kitab Takattul Hizby


You may also like

No comments:

Powered by Blogger.