Oleh Lulu


Menghitung hari menuju akhir tahun. Lihat ke dalam rumahmu, ibu, bagaimana keadaan keluargamu setahun ini. Kemudian lihat juga ke luar rumah. Apa yang terjadi di balik dinding rumahmu. Bagaimana kondisi umat setahun ini. Apakah mereka merasakan suka cita, atau keluh kesah akibat persoalan umat yang menghampiri setiap waktu.

Menjelang akhir tahun, harga kebutuhan pokok semakin tak terkendali. Makanan sehat tak terbeli, anak-anak nyaris kurang gizi. Ketua Bidang Litbang Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Rizal E Halim memprediksi kenaikan harga pangan hingga akhir tahun. Hal ini menurut Rizal karena efek pelemahan rupiah yang terus terjadi, tribunnews.com (20/10).

Menjadi tren tahunan. Hingga para ibu terbiasa menderita terhadap tren yang tidak manusiawi ini. Bukan hanya itu, bahkan sepanjang tahunpun umat telah disuguhi dengan berbagai hidangan meroketnya harga sembako. Puluhan juta rakyat miskin didera kelaparan. Terakhir pada Maret 2018 jumlah penduduk miskin tercatat 25,95 juta orang atau 9,82%, detikfinance (27/7).

Sementara itu, kebijakan impor yang dilakukan penguasa semakin menambah deret panjang persoalan umat, justru di saat hasil petani lokal melimpah. Bagaimana nasib petani jika hasil keringat mereka bersaing dengan produk impor. Eksistensi petani lokal melemah.Petani menjadi rugi. Akibat tidak bisa menutupi modal usaha.

Pelayanan kesehatan pun kini semakin menampakkan jati dirinya. Dipercaya oleh sebagian umat sebagai solusi. Akan tetapi, praktik di lapangan membuktikan sulitnya umat memperoleh layanan kesehatan yang baik. BPJS tidak hanya menyusahkan umat, juga mengenai tenaga medis dan institusi kesehatan. Perampokan uang umat berkedok layanan kesehatan.

Minimnya upaya pengentasan kemiskinan. Para ibu bahkan didorong ke luar rumah menjadi buruh. Beresiko menghadapi pelecehan seksual, perceraian, bahkan anak-anak yang terlantar akibat ibu menjadi bemper perekonomian negara. Pemberdayaan perempuan yang salah arah. Mencerabut tugas ibu sebagai ummu wa robbatul baiyt.

Belum berhenti kesulitan ibu. Kriminalisasi, rampok dan begal merajalela. Umat tak segan saling bunuh. Tidak hanya karena alasan ekonomi, akan tetapi buah liberalisasi yang menghidupi nafas umat melahirkan banyak perilaku buruk dan kotor. Penegakan hukum yang ala kadarnya, semakin menyesakkan umat.

/Kehidupan Era Sekularisme/

Ibu, tidak ada kebaikan dari sekularisme. Seluruh lini kehidupan umat, sempit. Kebutuhan pokok dan kebutuhan dasar tidak terpenuhi. Solusi yang ditawarkan penguasa, adalah solusi-solusi yang tidak masuk akal. Bahkan bisa jadi menambah persoalan baru.

Nasihat ulama tidak menyentuh penguasa. Ulama malah dikriminalisasi. Rambu Ilahi dilangkahi. Label buruk dan framing jahat terhadap umat Islam kian hari semakin masif. Bahkan ormas yang konsisten mendidik umat pun dipersekusi. Hukum sekuler selamanya tidak akan pernah memberi ruang bagi Islam untuk berkuasa.

Gerak umat dibatasi. Penerapan syariat dihalangi. Umat dibiarkan mencari solusi sendiri. Upaya kebangkitan akan sulit terealisasi jika umat masih melangkah dalam jalan sekularisme. Terbukti penguasa gagal melindungi dan mencukupi kebutuhan umat. Berharap pada penguasa dengan model cetakan sekularisme selamanya akan menyengsarakan umat.

Sangat mengerikan ibu, hingga kini terbukti, di seluruh belahan negeri akan timbul permasalahan yang terus melilit seluruh sendi kehidupan umat. Dari ekonomi, politik, sosial, pendidikan, keluarga dan lainnya, semua tak luput dari serangan kerusakan akibat sekularisme. Satu-satunya cara untuk keluar dari persoalan, adalah umat kembali kepada Islam.

/Kehidupan Dalam Islam/

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَاۤ فَّةً   ۖ  وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ  ۗ  اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208).

Wahai ibu, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan. Ini adalah hal yang diperintahkan Allah. Sebab Islam adalah agama yang syamil wa kamil, menyeluruh dan lengkap. Tidak ada satu agamapun yang setara dengan Islam. Al Islaamu ya'lu wa laa yu'la 'alaihi. Di dalamnya lengkap terdapat aturan bagi seluruh urusan umat.

Politik, ekonomi, pendidikan, pengaturan keluarga hingga bernegara, diatur dalam Islam. Allah Sang Mudabbir, menunjukkan kuasanya dengan seperangkat aturan yang menyelamatkan kehidupan umat. Oleh sebab itu, tidak layak jika seorang muslim masih meletakkan tumpuan harapannya pada aturan lain.

Sejarah telah membuktikan bahwa Islam mampu menguasai 2/3 dunia, selama lebih dari 13 abad. Sekularisme, begitu pula ideologi lain, tidak akan mampu menandinginya. Terwujud kemaslahatan (jalb al mashalih) dan tercegahnya kemafsadatan (dar'u al-mafasid) merupakan hasil dari penerapan Islam secara kaffah.

Hal ini hanya bisa diwujudkan dengan model pemerintahan berbentuk Khilafah. Sebab hanya Khilafah yang merealisasikan seluruh aturan Allah, mengurusi umat dengan panduan Alquran dan Hadits. Khilafah menjadi perisai dan pelindung umat. Konsekuensi logis dari penerapan Islam kaffah adalah rahmat bagi semesta alam.

Bukan hanya muslim sejahtera, juga umat agama lain, seperti hindu, nasrani, dan lainnya. Hidup berdampingan dengan damai dan terjamin hak-haknya. Tidak hanya itu, tumbuhan, hewan dan seluruh alam semesta mendapat ri'ayah yang baik sesuai aturan Allah. Bukankah ini sangat indah, ibu.

Islam mampu melepaskan segala bentuk penjajahan. Menebarkan kedamaian dan keadilan bagi seluruh penjuru dunia. Menangislah ibu, menangislah. Dalam sekularisme, air matamu tak akan pernah kering. Maka segera tinggalkan sekularisme. Sejahtera hanya sekadar janji saat Pemilu, yang kemudian hilang ditelan waktu. Kembalilah pada Islam, pada kebahagiaan yang hakiki. Allahummanshurnaa bil Islam

 Wallahu 'alam.

#PerubahanHakikiDenganKhilafah
#KhilafahAjaranIslam
#IslamSelamatkanNegeri

Sumber
http://www.radarindonesianews.com/2018/12/lulu-nugroho-menangislah-ibu.html

Ilustrasi Pinterest.com

**



Ada sebuah negeri yang indah. Sawah ladangnya luas, ijo royo-royo. Semestinya rakyat negeri tersebut hidup makmur, gemah ripah loh jinawi. Sejahtera karena kekayaan alamnya sangat luas dan melimpah. Tapi ternyata yang terjadi tidak demikian. Rakyat susah. Kebutuhan dasarnya nyaris tak terpenuhi. Di seluruh lini kehidupan, sempitnya bukan main.


Negeri ini dulunya disebut sebagai negeri bebek, karena gemar membebek pada negeri kufur. Dikiranya negeri kufur itu super power, padahal sangat rapuh. Karena kerusakan telah menggerogoti seluruh sendi masyarakat. Negeri yang katanya super power tadi, perlahan-lahan akan tumbang karena cacat yang dibawanya sejak lahir yaitu cacat ideologi.


Ketika negeri bebek berubah status menjadi negeri kardus, bukan berarti sebuah prestasi. Sebab antara kedua label tersebut, tidak ada yang lebih bagus antara satu dengan yang lain. Nama negeri kardus mendadak viral di kalangan netizen sebab keputusan yang diambil penguasa negeri tersebut. Yaitu mengganti kotak pemilu berbahan alumunium menjadi kardus.


Akan tetapi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman kemudian membantah menggunakan kotak suara berbahan kardus untuk Pemilu 2019. Kotak suara yang banyak dipermasalahkan terutama di media sosial itu disebut KPU berbahan dasar karton kedap air, kata Arief di Kantor KPU Pusat, Jakarta, Jumat (14/12). Bukan kardus.


Selain itu menurutnya, penggunaan karton kedap air juga mengefisiensi anggaran. “Menghemat biaya penyimpanan, menghemat biaya produksi, distribusi, banyak penghematannya,” kata Arief, cnnIndonesia.com (16/12).


Sayang sekali yang terjadi malah di luar harapan bapak ketua KPU. Hujan deras beberapa hari belakangan ini tak hanya membuat sejumlah ruas jalan tergenang air. Bahkan kantor KPU Badung juga terkena dampak.  Sebanyak 2.065 kotak suara kardus beserta ratusan bilik suara sempat tergenang air dan akhirnya hancur lumat seperti bubur.


Niat untuk berhemat menjadi luluh lantak. Hal ini ditanggapi Komisioner KPU Pramono Ubaid saat dikonfirmasi Sabtu (15/12), "Apa dipikir kalau pakai aluminium atau plastik tidak rusak? Mobil yang terendam banjir itu harganya pasti jatuh, karena potensi kerusakan mesin sangat besar,"  Sabtu (15/12).


Menyikapi hal ini, dari kalangan akademisi mengkritisi, dosen Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan KPU harus mengedepankan kualitas demokrasi dibandingkan efisiensi pada pemilihan umum. Diskusi kemudian bergulir seputar kardus. Bukan pada fakta yang dihasilkan demokrasi itu sendiri. Pemimpin apa yang diharapkan lahir dengan mekanisme seperti ini.


Negeri pengemban sekularisme. Tidak ingin Allah terlibat dalam kehidupan sehari-hari. Merasa pandai dan paling tahu tentang kehidupan dunianya, maka arogan membuat aturan sendiri. Alhasil yang terjadi adalah 'negeri kardus'. Negeri yang lunak, mudah hancur menjadi bubur ketika berhadapan dengan banjir peradaban yang merusak.

/Islam Solusi Umat/

Riuh rendah netizen melihat pertunjukan yang tayang di seputar umat, benar-benar semakin membuat umat geleng kepala. Sesuatu yang jelas secara rasio, lemah dan tidak memiliki kekuatan, masih saja diemban dan diperjuangkan. Demokrasi dengan segala kelemahannya, tak akan mampu menutupi kerusakan dirinya. Mendorong umat untuk berpikir menggunakan akal dan imannya.


Pemilu bagi negeri sekularisme, benar-benar melelahkan. Menghabiskan biaya. Praktik saling tipu dan sikut sudah biasa, dan terjadi berkala setiap 5 tahun. Suara umat dipertaruhkan. Kotak alumunium saja, suara bisa dipermainkan. Apalagi kardus dengen segel gembok ala kadarnya. Bukan hanya kardusnya yang mudah dirusak, kaitnya juga.


Pantas saja umat di negeri kardus sulit bangkit. Karena untuk mengurusi urusan umat yang berskala besar pun, tidak serius dan main-main. Belum tuntas suara orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang diperhitungkan, boleh nyoblos. Kini yang terbaru, kotak suara kardus. Belum lagi kasus e-KTP yang tercecer, yang entah bagaimana nasibnya. Semakin menambah panjang daftar persoalan umat di negeri ini.


 Islam sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman
«وَ اِنَّهُ لَهُدىً وَ رَحْمَهٌ لِلْمُؤْمِنینَ»

Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al-Naml [27]: 77)


Satu-satunya jalan untuk bangkit adalah kebangkitan pemikiran. Umat belajar politik Islam. Dengan pemikiran yang bangkit, maka umat tidak akan mau dibodohi dengan berbagai akal-akalan politik. Umat yang pandai pun akan memilih pemimpin berkualitas bangkit. Yang bisa memimpin umat, mengurusi umat, serta menjadi perisai bagi seluruh permasalahan umat. Bukan pemimpin yang lari saat umat mengeluh memohon keadilan.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ

“Sesungguhnya seorang pemimpin itu adalah perisai, rakyat akan berperang di belakangnya serta berlindung dengannya. Apabila ia memerintahkan untuk bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla serta bertindak adil, maka ia akan mendapat pahala. Tetapi jika ia memerintahkan dengan selain itu, maka ia akan mendapat akibat buruk hasil perbuatannya.”
[Hadis Riwayat Muslim, 9/376, no. 3428]


Saatnya kita tinggalkan seluruh pemikiran kardus. Beralih pada pemikiran cemerlang yang berlandaskan kekuatan Alquran dan Hadits. Membuang jauh pemikiran rusak yang membuat umat bodoh secara sistemik. Sebab hanya Islam yang mampu membawa umat pada peradaban emas. Al Islaamu ya'lu wa laa yu'la alaihi.

Sumber
http://www.soeara-rakjat.com/2018/12/negeri-kardus.html?m=1

Ilustrasi Pinterest.com




Oleh Lulu


Namanya Pony. Gadis kecil cantik berusia 6 tahun telah dipaksa menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Dengan tarif Rp37.000,00 ia harus melayani laki-laki hidung belang di sebuah rumah bordil bertahun lamanya. Di pedalaman Kalimantan. Lokasinya di Km 18, Kecamatan Kereng Pangi, Kabupaten Kantingan.


Saat ditemukan, ia nyaris tanpa bulu. Setiap 2 hari sekali, dicukur hingga klimis. Akibatnya sekujur tubuhnya penuh luka gigitan nyamuk. Tidak hanya itu, ia disekap dan dalam keadaan dirantai. Menjerit ketakutan setiap kali madam bordil mendekatinya, hingga buang air besar karena takut yang amat sangat.


Mengerikan membayangkan hal tersebut terjadi bertahun-tahun. Pony trauma berat. Tubuhnya kurus, malnutrisi kronis. Tergeletak di atas matras lusuh. Dimandikan dan diberi wewangian. Jari kaki dan tangannya kaku. Kasihan Pony. Orang utan yang semestinya mendapat penjagaan dari manusia, malah diperkosa. Ya, Pony adalah seekor orang utan.


Kisah ini adalah fakta, terjadi beberapa tahun lalu. Pony berhasil diselamatkan tahun 2003, oleh 35 orang aparat bersenjatakan AK-47. Itupun setelah sebelumnya usaha penyelamatan Pony selalu dihalangi penduduk yang mengancam dengan senjata dan pisau sebab tidak mau Pony diselamatkan. Sejak itu Pony dirawat di Borneo Orangutan Survival Foundation. Kemudian dikembalikan ke hutan ke habitat aslinya.


Dalam rangka memperingati Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia yang jatuh pada tanggal 4 November, BOS Foundation kembali melepasliarkan 6 orangutan ke Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), di Kalimantan Tengah. Pelepasliaran kali ini menambah jumlah orangutan yang dilepasliarkan di lokasi tersebut menjadi 112 individu orangutan, pada 5/12/2018, orangutan.or.id (8/12).


Kisah Pony selalu teringat, setiap peringatan Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia. Sungguh mengerikan, ketika manusia menggunakan berbagai cara untuk memenuhi gharizah nau'nya. Naluri yang semestinya diarahkan dalam jalan syariat, justru diumbar secara bebas menggunakan berbagai cara. Hingga akhirnya berfantasi seksual menggunakan obyek seekor orang utan.


/Perlindungan Hewan di Dalam Islam/

Jika dibiarkan, sekularisme akan terus merusak negeri. Karena tolok ukur materi, maka apapun demi tercapainya kepuasan itu, akan dikerjakan. Bahkan dengan melakukan suatu aktivitas hina, seperti menyalurkan gharizah nau' mereka terhadap hewan, itu akan dilakukan. Mereka pun tak merasa bersalah menyakiti hewan dan tak merasa hina bercinta dengan primata.

لعن الله من اتخذ شيئا فيه روح غر ضا
Allah mengutuk orang yang menjadikan sesutu yang bernyawa sebagai sasaran” [HR Al-Bukhari : 5515, Muslim : 1958] [Redaksi ini riwayat Ahmad : 6223].


Banyak hadits menunjukkan bahwa Islam melindungi hewan. Pada masa kekhilafahan Turki Utsmani, khalifah memerintahkan untuk menyebarkan makanan untuk burung-burung saat terjadi musim dingin. Sebab dikhawatirkan mereka sulit mendapatkan makanan.


Begitu pula ketika masa pemerintahan Khalifah Umar. Beliau memperbaikin jalan-jalan yang berlubang karena takut kaki keledai terperosok di dalamnya. Seorang khalifah, bertanggung jawab kepada Allah, tidah hanya pengurusannya terhadap manusia, akan tetapi juga terhadap hewan dan alam.


Pada setiap yang mempunyai hati yang basah (hewan) itu terdapat pahala (dalam berbuat baik kepadaNya)” [HR Al-Bukhari : 2363].

Dalam hadits lain dikatakan,

إِذَا سِرْتُمْ فِي أَرْضٍ خصْبَةٍ فَأَعْطُوا الدَّوَابَّ حَظَّهَا وَإِذَا سِرْتُمْ فَي أَرْضٍ مَجْدَبَةٍ فَانْجُوا عَلَيْهَا

Bila kamu melakukan perjalanan di tanah subur, maka berilah binatang (tunggangan) itu haknya. Bila kamu melakukan perjalanan di bumi yang tandus maka percepatlah perjalanan.” (HR. Al-Bazzar, lihat Ash-Shahihah no. 1357).


Sekularisme menafikan peran Allah dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada satupun kebaikan yang dihasilkan ideologi kufur ini. Bersumber dari pemikiran manusia yang terbatas, yang tidak bisa mengakomodir seluruh persoalan umat. Apalagi hewan dan seluruh alam semesta. Bahkan menghasilkan persoalan yang luar biasa dahsyatnya.


Islam adalah agama yang lengkap dan menyeluruh. Jika diterapkan secara kaffah, maka rahmatnya benar-benar bisa dirasakan seluruh alam. Maka kembali pada Islam sebagai solusi hakiki bagi seluruh permasalahn umat. Tidak hanya menyelamatkan manusia, juga seluruh alam termasuk hewan di dalamnya akan mendapat ri'ayah yang baik. Wallahu 'alam bish shawab.


Tulisan tayang di
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1477241065739707&id=756312454499242

Ilustrasi Pinterest.com





Jakarta, reuni 212 kali ini tampak berbeda.
Penuh sesak lautan massa. Sejak turun dari kereta api, timku nyaris tak mampu bergerak. Diperkirakan yang datang sebanyak 10 juta. Sungguh Allah maha kuasa menggerakkan hati manusia. Terharu melihat umat bersatu. Senang yang tak terhingga menyaksikan mereka datang dari tempat yang jauh untuk membela tauhid.


Jakarta, acara 212 ini memang tampak terlihat berbeda.
Seperti melihat teman-teman HTI dimana-mana. Banyak orang berpakain rapi, menutup aurat. Dengan jilbab (gamis) dan kerudung bagi para nisaa. Dan baju koko serta topi tauhid bagi para rijal. Sulit dikenali, ini HTI atau bukan. Nyaris semua orang bangga memegang bendera dan panji Rasulullah, ar royah dan al liwa.


Ternyata dakwah tidak bisa dihentikan. Sesuatu yang datangnya dari Allah, memang tidak akan mampu dihalangi manusia. Sejak terjadi banyak persekusi terhadap umat serta dicabutnya badan hukum, dakwah terus melaju. Mencari celah-celah hati umat yang hampa melihat kehidupan ini.


Kesulitan terus membelit umat tanpa henti. Dakwah mengobati. Memberi solusi hakiki. Sejatinya, seperti itulah alaminya dakwah. Terus berjalan, ada atau tanpa badan hukum. Sebab dakwah mengajak umat kembali kepada Islam, adalah kewajiban yang diperintahkan Allah. Menyampaikan yang haq, menjelaskan yang batil. Tua muda, miskin dan kaya berhak atas dakwah.


Ditambah lagi dengan bermacam peristiwa politik yang terjadi dalam tubuh umat. Alih-alih ingin menghantam umat. Justru sebaliknya membuat umat semakin berpikir. Cerdas mengaitkan fakta dengan Islam. Umatpun akhirnya mengerti bahwa kondisi yang ada sekarang hanya bisa diselamatkan dengan Islam.


Jakarta, bela tauhid 212 tahun ini, terlihat semakin berbeda.
Umat rindu Islam. Umat inginkan persatuan. Bela tauhid bukan semata membela bendera. Tapi membela segala apa yang datangnya dari Allah. Semoga tahun depan kemenangan sudah berada di tangan umat, aamiin.


Jakarta, terima kasih untuk hari ini.
Aku kembali ke kotaku.
Sampai jumpa pada agenda umat yang berikutnya.

Jakarta, aku pamit..

#ReuniAkbar212
#BelaTauhid212
#Spirit212




Jakarta pagi ini berbeda. Tampak cantik sumringah. Matahari bersinar manis menyambut mujahid mujahidah yang datang dari berbagai kota. Saling sapa, saling memberi. Bertemu orang-orang yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Mendadak cinta walaupun belum pernah mengenal sebelumnya. Akidah merekatkan.


Dakwah itu indah, selalu indah. Mengajak umat menapaki jalan Islam. Menemukan kasih sayang Allah dalam semua aturan-Nya. Sekali lagi mimbar cahaya. Jakarta menjadi saksi, bersatunya umat karena dorongan iman. Pendar-pendar cahayanya memenuhi ibu kota.
Jakarta pagi ini, dalam Islam keindahanmu akan selamanya abadi.


*****************

Dari Abu Malik Al-Asy’ary, bahwa suatu ketika, setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyelesaikan sholatnya, maka beliau menghadap ke arah orang-orang dan bersabda,”Wahai manusia, dengarkan, pikirkan, dan amalkanlah. Sesungguhnya Allah azza wajalla memiliki hamba-hamba, yang mereka itu bukan para nabi dan bukan pula syuhada’, namun para nabi dan syuhada’ berharap seperti diri mereka, yang duduk bersanding dan dekat dengan Allah.”


Lalu datang seorang arab Badui di pinggir kerumunan orang-orang lalu menunjukkan jarinya ke arah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, seraya berkata,”Wahai nabi Allah, ada orang-orang yang mereka itu bukan nabi dan bukan pula syuhada’, yang para nabi dan syuhada’ itu berharap sekiranya seperti mereka, karena kedekatan mereka dengan Allah. Beritahukanlah kepada kami bagaimana gambaran mereka?”


Wajah beliau tampak berseri karena pertanyaan orang Badui tersebut. Maka beliau menjawab,”Mereka adalah orang-orang yang tak pernah dikenal dan terasing dari keluarga dan kabilahnya. Mereka tidak diikat oleh hubungan kekerabatan,namun mereka saling mencintai karena Allah dan saling rukun. Allah meletakkan bagi mereka mimbar-mimbar dari cahaya, lalu mendudukkan mereka di atasnya. Lalu Allah membuat wajah mereka dari cahaya, membuat pakaian mereka dari cahaya, membuat manusia heran terhadap mereka pada hari Kiamat, sementara mereka sendiri tidak heran. Mereka adalah para Wali Allah yang tiada ketakutan atas diri mereka, dan mereka tidak bersedih hati.“(Musnad Imam Ahmad, 5/243)

#ReuniAkbar212
#BelaTauhid212
#Spirit212.




Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai'in qodir"
لا اله ال الله وحده لا شريك له له الملك و له الحمد و هو على كل شئ قدير


Wahai Allah, kami hadir pada reuni 212.
Ini bukan reuni biasa, tapi jauh lebih besar dari itu. Ini tentang syiar Islam. Tentang persatuan kaum Muslim yang merindukan kebangkitan. Tentang kecintaan kami terhadap Engkau, terhadap Rasul-Mu dan Alquran. Maka kami datang berbekal iman.


Wahai Allah, 
Engkaulah pemilik kerajaan di langit dan di bumi. 
Engkau penguasa siang dan malam. 
Seluruh hati kami pun ada dalam genggamanMu. 
Berikan kekuasaan bagi kaum muslim, ya Allah. 
Biarkan Islam saja yang mempimpin dunia hingga akhir zaman. Sebab kekuatan lain sangat mengecewakan dan merusak, tak mampu menandingi Islam.


Wahai Allah, satukan hati kami agar lurus terarah pada agamaMu. Menyukai yang Engkau cinta, dan membenci yang Engkau murkai. Berbagai jurus jahat yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam selamanya tak akan mendapat tempat di bumi milik-Mu. Maka hancurkanlah mereka ya Allah. 
Lemahkanlah mereka.


Wahai Allah, 
satukan kami dalam reuni ini. Sesungguhnya persatuan umat atas dasar iman, adalah perkara yang menggentarkan musuh-musuh Islam. Maka kalahkan mereka ya Allah. Kami merendahkan diri padaMu ya Allah, berikanlah kemenangan atas kami dalam waktu dekat. Berikan kemenangan bagi Islam agar kembali mengguncang dunia.


Untuk menyelamatkan saudara-saudara kami di Suriah, Palestina, Uyghur, Rohingya dan di seluruh sudut-sudut negeri. Menolong saudara kami yang kelaparan, yang terhina menerima gaji sedikit, yang diambil hak-haknya oleh penguasa, yang menjadi sakit dan lemah akibat penerapan hukum kufur.


Wahai Allah, tetaplah berada di sisi kami. Di sepanjang jalan kehidupan ini. Saksikanlah bahwa kami rindu diterapkannya syariatMu. Tak ada aturan sebaik Islam. Aturan buatan manusia selamanya tidak pantas bersanding dengan aturan buatan-Mu, wahai Allah.


Kami pun rindu akan berdiri tegaknya kekuatan perisai umat, Khilafah 'ala minhajin nubuwwah. Tegakkanlah lagi wahai Allah, Rabb Penguasa langit dan bumi. Dengannya, kami kaum muslim akan aman berlindung di balik perisainya. Merasakan penjagaan dan kasih sayang-Mu hingga akhir masa.

Allahumma ahyiina bil Islam..

******************************

Dalam Ali Imran 26-27 :

" قُلِ َّاللهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴿٢٦﴾ تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَن تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki.
Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu
 

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam.
Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup.
Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)"

Oleh Lulu.

Perhelatan akbar akan digelar. Saatnya gladi bersih. Memeriksa beberapa hal yang mungkin terlewat pada saat pementasan. Bagi sebagian umat, 212 adalah reuni. Bagi sebagian umat yang lain yang senantiasa mengawasi, memperhatikan dan menjaga pemikiran umat, momen 212 adalah ajang dakwah. Dakwah menyeru kepada Islam.

Maka ketika jutaan muslim dari seluruh penjuru tanah air bahkan luar negeri berkumpul di Monas, saat itulah kita berdiri di sisi depan, samping kanan kiri dan belakang mereka, merapatkan barisan, mengarahkan umat pada tujuan yang 1. Yaitu menyamakan perasaaan marah dan cinta yang ada pada umat agar berada pada frekuensi yang sama yaitu hanya untuk Islam.

Sebab marah dan cinta yang dilandasi iman, akan membawa umat pada ketinggian berpikir. Hal inilah yang dilakukan oleh para syabab dan syabah. Selamanya mereka menjaga pemikiran umat. Agar umat berpikir jernih dan mampu mengaitkan seluruh fakta yang mengitari mereka dengan Islam.

Sebab umat sejatinya adalah sekolah bagi para syabab dan syabah. Mempelajari berbagai kondisi baik dan buruk yang menyentuh kehidupan umat. Kemudian melihat bagaimana umat menyelesaikan persoalannya. Jika umat belum mampu memecahkan persoalan dengan solusi sahih, maka tugas syabab dan syabah untuk memperbaikinya.

Begitupun dengan 212. Ajang yang dinanti seluruh umat termasuk para syabab dan syabah. Menjadi bukti bahwa bendera tauhid ternyata mampu mempersatukan. Langkah berikutnya adalah mengajak umat agar berhukum pada seluruh hukum Islam, sebagai realisasi dari tauhid. Kemudian umat bergerak bersama memperjuangkan Islam.

Lihatlah betapa umat rela mengerahkan seluruh energinya. Datang dengan ikhlas, menyiapkan kebutuhan mereka sendiri. Yang tinggal jauh dari pusat ibu kota telah bergerak mendekati arena dengan berbagai akomodasi dan sarana transportasi.

Mengajak teman, kerabat dan handai taulan untuk turut serta. Yang sakit berupaya untuk sehat. Yang memiliki anak-anak kecil, mengkondisikan putra putri mereka untuk safe selama perjalanan. Tak ada yang mampu menahan panas mabda. Tidak ada yang sanggup menghalangi kebenaran bisyarah. Kemenangan telah tampak jelas di depan mata.

Terbukti bahwa dakwah mampu mendorong para syabab dan syabah untuk terus bergerak membela Islam. Tak peduli framing jahat yang menggelinding bagai bola liar. Mereka tetap bersatu, menggenggam Islam. Memastikan posisi, dalam barisan pejuang kebangkitan umat.

Para syabab dan syabah yang hati dan pikirannya telah diikat oleh mabda, tak akan mudah goyah atau lemah. Persekusi terhadap bendera tauhid dan seluruh pemikiran Islam, tidak akan menggoyahkan langkah dakwah. Pantang surut ke belakang. Menyelesaikan segala apa yang telah kita awali (meminjam istilah ustaz Tachta Brader Karim).

Tak peduli masih ada oknum yang membenci bendera tauhid. Bendera yang dihinakan akan tetap berkibar, bahkan bertambah banyak. Jutaan umat siap memperjuangkannya. Semakin dipersekusi, akan semakin dicinta. Persekusi bendera dan seluruh simbol Islam tidak membuat umat tercerai berai. Justru membuat umat semakin bersatu.

Sayangnya para musuh Islam menutupi hati mereka dengan gelapnya kebencian. Seandainya mereka tahu, betapa indah rasanya memegang bendera tauhid, serta bertauhid dengan cara yang benar.

Al Islaamu ya'lu wa laa yu'laa alaihi. Kemenangan pasti datang, kekalahan ada pada musuh Islam.

Wahai para syabab dan syabah, bersiaplah, ini panggungmu!

Tsumma takuunu khilafatan 'ala minhajin nubuwwah.

******************
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam, beliau bersabda:

قال موسى عليه السلام : يا رب علمني شيئاً أذكرك وأدعوك به ، قال : قل يا موسى لا إله إلا الله . قال : كل عبادك يقولون هذا ، قال : يا موسى لو أن السموات السبع وعامرهن غيري والأرضين السبع في كفة ، ولا إله إلا الله في كفة ، مالت بهن لا إله إلا الله

”Berkata Musa ‘alahis salaam: ‘Wahai Rabb, ajarkanlah padaku sesuatu yang dengannya aku berzikir kepadaMu dan berdoa kepadaMu’.

Maka Allah berfirman: ‘Wahai Musa, Ucapkanlah: ‘Laa ilaaha illallaah’.

Musa berkata: ‘Setiap hambaMu mengucapkan kalimat ini’.

Allah berfirman: ‘Wahai Musa, seandainya langit yang tujuh serta seluruh penghuninya, selain Aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan
dan kalimat Laa ilaaha illallaah diletakkan pada sisi lain timbangan.
Niscaya kalimat Laa ilaaha illallah lebih berat timbangannya’

Diriwayatkan ibnu Hiban dan Al-Haakim dan ia (Al-Haakim) mensahihkannya.

Sumber referensi: kitab Takattul Hizby
Powered by Blogger.