Oleh Lulu


Menghitung hari menuju akhir tahun. Lihat ke dalam rumahmu, ibu, bagaimana keadaan keluargamu setahun ini. Kemudian lihat juga ke luar rumah. Apa yang terjadi di balik dinding rumahmu. Bagaimana kondisi umat setahun ini. Apakah mereka merasakan suka cita, atau keluh kesah akibat persoalan umat yang menghampiri setiap waktu.

Menjelang akhir tahun, harga kebutuhan pokok semakin tak terkendali. Makanan sehat tak terbeli, anak-anak nyaris kurang gizi. Ketua Bidang Litbang Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Rizal E Halim memprediksi kenaikan harga pangan hingga akhir tahun. Hal ini menurut Rizal karena efek pelemahan rupiah yang terus terjadi, tribunnews.com (20/10).

Menjadi tren tahunan. Hingga para ibu terbiasa menderita terhadap tren yang tidak manusiawi ini. Bukan hanya itu, bahkan sepanjang tahunpun umat telah disuguhi dengan berbagai hidangan meroketnya harga sembako. Puluhan juta rakyat miskin didera kelaparan. Terakhir pada Maret 2018 jumlah penduduk miskin tercatat 25,95 juta orang atau 9,82%, detikfinance (27/7).

Sementara itu, kebijakan impor yang dilakukan penguasa semakin menambah deret panjang persoalan umat, justru di saat hasil petani lokal melimpah. Bagaimana nasib petani jika hasil keringat mereka bersaing dengan produk impor. Eksistensi petani lokal melemah.Petani menjadi rugi. Akibat tidak bisa menutupi modal usaha.

Pelayanan kesehatan pun kini semakin menampakkan jati dirinya. Dipercaya oleh sebagian umat sebagai solusi. Akan tetapi, praktik di lapangan membuktikan sulitnya umat memperoleh layanan kesehatan yang baik. BPJS tidak hanya menyusahkan umat, juga mengenai tenaga medis dan institusi kesehatan. Perampokan uang umat berkedok layanan kesehatan.

Minimnya upaya pengentasan kemiskinan. Para ibu bahkan didorong ke luar rumah menjadi buruh. Beresiko menghadapi pelecehan seksual, perceraian, bahkan anak-anak yang terlantar akibat ibu menjadi bemper perekonomian negara. Pemberdayaan perempuan yang salah arah. Mencerabut tugas ibu sebagai ummu wa robbatul baiyt.

Belum berhenti kesulitan ibu. Kriminalisasi, rampok dan begal merajalela. Umat tak segan saling bunuh. Tidak hanya karena alasan ekonomi, akan tetapi buah liberalisasi yang menghidupi nafas umat melahirkan banyak perilaku buruk dan kotor. Penegakan hukum yang ala kadarnya, semakin menyesakkan umat.

/Kehidupan Era Sekularisme/

Ibu, tidak ada kebaikan dari sekularisme. Seluruh lini kehidupan umat, sempit. Kebutuhan pokok dan kebutuhan dasar tidak terpenuhi. Solusi yang ditawarkan penguasa, adalah solusi-solusi yang tidak masuk akal. Bahkan bisa jadi menambah persoalan baru.

Nasihat ulama tidak menyentuh penguasa. Ulama malah dikriminalisasi. Rambu Ilahi dilangkahi. Label buruk dan framing jahat terhadap umat Islam kian hari semakin masif. Bahkan ormas yang konsisten mendidik umat pun dipersekusi. Hukum sekuler selamanya tidak akan pernah memberi ruang bagi Islam untuk berkuasa.

Gerak umat dibatasi. Penerapan syariat dihalangi. Umat dibiarkan mencari solusi sendiri. Upaya kebangkitan akan sulit terealisasi jika umat masih melangkah dalam jalan sekularisme. Terbukti penguasa gagal melindungi dan mencukupi kebutuhan umat. Berharap pada penguasa dengan model cetakan sekularisme selamanya akan menyengsarakan umat.

Sangat mengerikan ibu, hingga kini terbukti, di seluruh belahan negeri akan timbul permasalahan yang terus melilit seluruh sendi kehidupan umat. Dari ekonomi, politik, sosial, pendidikan, keluarga dan lainnya, semua tak luput dari serangan kerusakan akibat sekularisme. Satu-satunya cara untuk keluar dari persoalan, adalah umat kembali kepada Islam.

/Kehidupan Dalam Islam/

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَاۤ فَّةً   ۖ  وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ  ۗ  اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208).

Wahai ibu, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan. Ini adalah hal yang diperintahkan Allah. Sebab Islam adalah agama yang syamil wa kamil, menyeluruh dan lengkap. Tidak ada satu agamapun yang setara dengan Islam. Al Islaamu ya'lu wa laa yu'la 'alaihi. Di dalamnya lengkap terdapat aturan bagi seluruh urusan umat.

Politik, ekonomi, pendidikan, pengaturan keluarga hingga bernegara, diatur dalam Islam. Allah Sang Mudabbir, menunjukkan kuasanya dengan seperangkat aturan yang menyelamatkan kehidupan umat. Oleh sebab itu, tidak layak jika seorang muslim masih meletakkan tumpuan harapannya pada aturan lain.

Sejarah telah membuktikan bahwa Islam mampu menguasai 2/3 dunia, selama lebih dari 13 abad. Sekularisme, begitu pula ideologi lain, tidak akan mampu menandinginya. Terwujud kemaslahatan (jalb al mashalih) dan tercegahnya kemafsadatan (dar'u al-mafasid) merupakan hasil dari penerapan Islam secara kaffah.

Hal ini hanya bisa diwujudkan dengan model pemerintahan berbentuk Khilafah. Sebab hanya Khilafah yang merealisasikan seluruh aturan Allah, mengurusi umat dengan panduan Alquran dan Hadits. Khilafah menjadi perisai dan pelindung umat. Konsekuensi logis dari penerapan Islam kaffah adalah rahmat bagi semesta alam.

Bukan hanya muslim sejahtera, juga umat agama lain, seperti hindu, nasrani, dan lainnya. Hidup berdampingan dengan damai dan terjamin hak-haknya. Tidak hanya itu, tumbuhan, hewan dan seluruh alam semesta mendapat ri'ayah yang baik sesuai aturan Allah. Bukankah ini sangat indah, ibu.

Islam mampu melepaskan segala bentuk penjajahan. Menebarkan kedamaian dan keadilan bagi seluruh penjuru dunia. Menangislah ibu, menangislah. Dalam sekularisme, air matamu tak akan pernah kering. Maka segera tinggalkan sekularisme. Sejahtera hanya sekadar janji saat Pemilu, yang kemudian hilang ditelan waktu. Kembalilah pada Islam, pada kebahagiaan yang hakiki. Allahummanshurnaa bil Islam

 Wallahu 'alam.

#PerubahanHakikiDenganKhilafah
#KhilafahAjaranIslam
#IslamSelamatkanNegeri

Sumber
http://www.radarindonesianews.com/2018/12/lulu-nugroho-menangislah-ibu.html

Ilustrasi Pinterest.com

**



Ada sebuah negeri yang indah. Sawah ladangnya luas, ijo royo-royo. Semestinya rakyat negeri tersebut hidup makmur, gemah ripah loh jinawi. Sejahtera karena kekayaan alamnya sangat luas dan melimpah. Tapi ternyata yang terjadi tidak demikian. Rakyat susah. Kebutuhan dasarnya nyaris tak terpenuhi. Di seluruh lini kehidupan, sempitnya bukan main.


Negeri ini dulunya disebut sebagai negeri bebek, karena gemar membebek pada negeri kufur. Dikiranya negeri kufur itu super power, padahal sangat rapuh. Karena kerusakan telah menggerogoti seluruh sendi masyarakat. Negeri yang katanya super power tadi, perlahan-lahan akan tumbang karena cacat yang dibawanya sejak lahir yaitu cacat ideologi.


Ketika negeri bebek berubah status menjadi negeri kardus, bukan berarti sebuah prestasi. Sebab antara kedua label tersebut, tidak ada yang lebih bagus antara satu dengan yang lain. Nama negeri kardus mendadak viral di kalangan netizen sebab keputusan yang diambil penguasa negeri tersebut. Yaitu mengganti kotak pemilu berbahan alumunium menjadi kardus.


Akan tetapi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman kemudian membantah menggunakan kotak suara berbahan kardus untuk Pemilu 2019. Kotak suara yang banyak dipermasalahkan terutama di media sosial itu disebut KPU berbahan dasar karton kedap air, kata Arief di Kantor KPU Pusat, Jakarta, Jumat (14/12). Bukan kardus.


Selain itu menurutnya, penggunaan karton kedap air juga mengefisiensi anggaran. “Menghemat biaya penyimpanan, menghemat biaya produksi, distribusi, banyak penghematannya,” kata Arief, cnnIndonesia.com (16/12).


Sayang sekali yang terjadi malah di luar harapan bapak ketua KPU. Hujan deras beberapa hari belakangan ini tak hanya membuat sejumlah ruas jalan tergenang air. Bahkan kantor KPU Badung juga terkena dampak.  Sebanyak 2.065 kotak suara kardus beserta ratusan bilik suara sempat tergenang air dan akhirnya hancur lumat seperti bubur.


Niat untuk berhemat menjadi luluh lantak. Hal ini ditanggapi Komisioner KPU Pramono Ubaid saat dikonfirmasi Sabtu (15/12), "Apa dipikir kalau pakai aluminium atau plastik tidak rusak? Mobil yang terendam banjir itu harganya pasti jatuh, karena potensi kerusakan mesin sangat besar,"  Sabtu (15/12).


Menyikapi hal ini, dari kalangan akademisi mengkritisi, dosen Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan KPU harus mengedepankan kualitas demokrasi dibandingkan efisiensi pada pemilihan umum. Diskusi kemudian bergulir seputar kardus. Bukan pada fakta yang dihasilkan demokrasi itu sendiri. Pemimpin apa yang diharapkan lahir dengan mekanisme seperti ini.


Negeri pengemban sekularisme. Tidak ingin Allah terlibat dalam kehidupan sehari-hari. Merasa pandai dan paling tahu tentang kehidupan dunianya, maka arogan membuat aturan sendiri. Alhasil yang terjadi adalah 'negeri kardus'. Negeri yang lunak, mudah hancur menjadi bubur ketika berhadapan dengan banjir peradaban yang merusak.

/Islam Solusi Umat/

Riuh rendah netizen melihat pertunjukan yang tayang di seputar umat, benar-benar semakin membuat umat geleng kepala. Sesuatu yang jelas secara rasio, lemah dan tidak memiliki kekuatan, masih saja diemban dan diperjuangkan. Demokrasi dengan segala kelemahannya, tak akan mampu menutupi kerusakan dirinya. Mendorong umat untuk berpikir menggunakan akal dan imannya.


Pemilu bagi negeri sekularisme, benar-benar melelahkan. Menghabiskan biaya. Praktik saling tipu dan sikut sudah biasa, dan terjadi berkala setiap 5 tahun. Suara umat dipertaruhkan. Kotak alumunium saja, suara bisa dipermainkan. Apalagi kardus dengen segel gembok ala kadarnya. Bukan hanya kardusnya yang mudah dirusak, kaitnya juga.


Pantas saja umat di negeri kardus sulit bangkit. Karena untuk mengurusi urusan umat yang berskala besar pun, tidak serius dan main-main. Belum tuntas suara orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang diperhitungkan, boleh nyoblos. Kini yang terbaru, kotak suara kardus. Belum lagi kasus e-KTP yang tercecer, yang entah bagaimana nasibnya. Semakin menambah panjang daftar persoalan umat di negeri ini.


 Islam sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman
«وَ اِنَّهُ لَهُدىً وَ رَحْمَهٌ لِلْمُؤْمِنینَ»

Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al-Naml [27]: 77)


Satu-satunya jalan untuk bangkit adalah kebangkitan pemikiran. Umat belajar politik Islam. Dengan pemikiran yang bangkit, maka umat tidak akan mau dibodohi dengan berbagai akal-akalan politik. Umat yang pandai pun akan memilih pemimpin berkualitas bangkit. Yang bisa memimpin umat, mengurusi umat, serta menjadi perisai bagi seluruh permasalahan umat. Bukan pemimpin yang lari saat umat mengeluh memohon keadilan.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ

“Sesungguhnya seorang pemimpin itu adalah perisai, rakyat akan berperang di belakangnya serta berlindung dengannya. Apabila ia memerintahkan untuk bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla serta bertindak adil, maka ia akan mendapat pahala. Tetapi jika ia memerintahkan dengan selain itu, maka ia akan mendapat akibat buruk hasil perbuatannya.”
[Hadis Riwayat Muslim, 9/376, no. 3428]


Saatnya kita tinggalkan seluruh pemikiran kardus. Beralih pada pemikiran cemerlang yang berlandaskan kekuatan Alquran dan Hadits. Membuang jauh pemikiran rusak yang membuat umat bodoh secara sistemik. Sebab hanya Islam yang mampu membawa umat pada peradaban emas. Al Islaamu ya'lu wa laa yu'la alaihi.

Sumber
http://www.soeara-rakjat.com/2018/12/negeri-kardus.html?m=1

Ilustrasi Pinterest.com




Oleh Lulu


Namanya Pony. Gadis kecil cantik berusia 6 tahun telah dipaksa menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Dengan tarif Rp37.000,00 ia harus melayani laki-laki hidung belang di sebuah rumah bordil bertahun lamanya. Di pedalaman Kalimantan. Lokasinya di Km 18, Kecamatan Kereng Pangi, Kabupaten Kantingan.


Saat ditemukan, ia nyaris tanpa bulu. Setiap 2 hari sekali, dicukur hingga klimis. Akibatnya sekujur tubuhnya penuh luka gigitan nyamuk. Tidak hanya itu, ia disekap dan dalam keadaan dirantai. Menjerit ketakutan setiap kali madam bordil mendekatinya, hingga buang air besar karena takut yang amat sangat.


Mengerikan membayangkan hal tersebut terjadi bertahun-tahun. Pony trauma berat. Tubuhnya kurus, malnutrisi kronis. Tergeletak di atas matras lusuh. Dimandikan dan diberi wewangian. Jari kaki dan tangannya kaku. Kasihan Pony. Orang utan yang semestinya mendapat penjagaan dari manusia, malah diperkosa. Ya, Pony adalah seekor orang utan.


Kisah ini adalah fakta, terjadi beberapa tahun lalu. Pony berhasil diselamatkan tahun 2003, oleh 35 orang aparat bersenjatakan AK-47. Itupun setelah sebelumnya usaha penyelamatan Pony selalu dihalangi penduduk yang mengancam dengan senjata dan pisau sebab tidak mau Pony diselamatkan. Sejak itu Pony dirawat di Borneo Orangutan Survival Foundation. Kemudian dikembalikan ke hutan ke habitat aslinya.


Dalam rangka memperingati Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia yang jatuh pada tanggal 4 November, BOS Foundation kembali melepasliarkan 6 orangutan ke Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), di Kalimantan Tengah. Pelepasliaran kali ini menambah jumlah orangutan yang dilepasliarkan di lokasi tersebut menjadi 112 individu orangutan, pada 5/12/2018, orangutan.or.id (8/12).


Kisah Pony selalu teringat, setiap peringatan Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia. Sungguh mengerikan, ketika manusia menggunakan berbagai cara untuk memenuhi gharizah nau'nya. Naluri yang semestinya diarahkan dalam jalan syariat, justru diumbar secara bebas menggunakan berbagai cara. Hingga akhirnya berfantasi seksual menggunakan obyek seekor orang utan.


/Perlindungan Hewan di Dalam Islam/

Jika dibiarkan, sekularisme akan terus merusak negeri. Karena tolok ukur materi, maka apapun demi tercapainya kepuasan itu, akan dikerjakan. Bahkan dengan melakukan suatu aktivitas hina, seperti menyalurkan gharizah nau' mereka terhadap hewan, itu akan dilakukan. Mereka pun tak merasa bersalah menyakiti hewan dan tak merasa hina bercinta dengan primata.

لعن الله من اتخذ شيئا فيه روح غر ضا
Allah mengutuk orang yang menjadikan sesutu yang bernyawa sebagai sasaran” [HR Al-Bukhari : 5515, Muslim : 1958] [Redaksi ini riwayat Ahmad : 6223].


Banyak hadits menunjukkan bahwa Islam melindungi hewan. Pada masa kekhilafahan Turki Utsmani, khalifah memerintahkan untuk menyebarkan makanan untuk burung-burung saat terjadi musim dingin. Sebab dikhawatirkan mereka sulit mendapatkan makanan.


Begitu pula ketika masa pemerintahan Khalifah Umar. Beliau memperbaikin jalan-jalan yang berlubang karena takut kaki keledai terperosok di dalamnya. Seorang khalifah, bertanggung jawab kepada Allah, tidah hanya pengurusannya terhadap manusia, akan tetapi juga terhadap hewan dan alam.


Pada setiap yang mempunyai hati yang basah (hewan) itu terdapat pahala (dalam berbuat baik kepadaNya)” [HR Al-Bukhari : 2363].

Dalam hadits lain dikatakan,

إِذَا سِرْتُمْ فِي أَرْضٍ خصْبَةٍ فَأَعْطُوا الدَّوَابَّ حَظَّهَا وَإِذَا سِرْتُمْ فَي أَرْضٍ مَجْدَبَةٍ فَانْجُوا عَلَيْهَا

Bila kamu melakukan perjalanan di tanah subur, maka berilah binatang (tunggangan) itu haknya. Bila kamu melakukan perjalanan di bumi yang tandus maka percepatlah perjalanan.” (HR. Al-Bazzar, lihat Ash-Shahihah no. 1357).


Sekularisme menafikan peran Allah dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada satupun kebaikan yang dihasilkan ideologi kufur ini. Bersumber dari pemikiran manusia yang terbatas, yang tidak bisa mengakomodir seluruh persoalan umat. Apalagi hewan dan seluruh alam semesta. Bahkan menghasilkan persoalan yang luar biasa dahsyatnya.


Islam adalah agama yang lengkap dan menyeluruh. Jika diterapkan secara kaffah, maka rahmatnya benar-benar bisa dirasakan seluruh alam. Maka kembali pada Islam sebagai solusi hakiki bagi seluruh permasalahn umat. Tidak hanya menyelamatkan manusia, juga seluruh alam termasuk hewan di dalamnya akan mendapat ri'ayah yang baik. Wallahu 'alam bish shawab.


Tulisan tayang di
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1477241065739707&id=756312454499242

Ilustrasi Pinterest.com





Jakarta, reuni 212 kali ini tampak berbeda.
Penuh sesak lautan massa. Sejak turun dari kereta api, timku nyaris tak mampu bergerak. Diperkirakan yang datang sebanyak 10 juta. Sungguh Allah maha kuasa menggerakkan hati manusia. Terharu melihat umat bersatu. Senang yang tak terhingga menyaksikan mereka datang dari tempat yang jauh untuk membela tauhid.


Jakarta, acara 212 ini memang tampak terlihat berbeda.
Seperti melihat teman-teman HTI dimana-mana. Banyak orang berpakain rapi, menutup aurat. Dengan jilbab (gamis) dan kerudung bagi para nisaa. Dan baju koko serta topi tauhid bagi para rijal. Sulit dikenali, ini HTI atau bukan. Nyaris semua orang bangga memegang bendera dan panji Rasulullah, ar royah dan al liwa.


Ternyata dakwah tidak bisa dihentikan. Sesuatu yang datangnya dari Allah, memang tidak akan mampu dihalangi manusia. Sejak terjadi banyak persekusi terhadap umat serta dicabutnya badan hukum, dakwah terus melaju. Mencari celah-celah hati umat yang hampa melihat kehidupan ini.


Kesulitan terus membelit umat tanpa henti. Dakwah mengobati. Memberi solusi hakiki. Sejatinya, seperti itulah alaminya dakwah. Terus berjalan, ada atau tanpa badan hukum. Sebab dakwah mengajak umat kembali kepada Islam, adalah kewajiban yang diperintahkan Allah. Menyampaikan yang haq, menjelaskan yang batil. Tua muda, miskin dan kaya berhak atas dakwah.


Ditambah lagi dengan bermacam peristiwa politik yang terjadi dalam tubuh umat. Alih-alih ingin menghantam umat. Justru sebaliknya membuat umat semakin berpikir. Cerdas mengaitkan fakta dengan Islam. Umatpun akhirnya mengerti bahwa kondisi yang ada sekarang hanya bisa diselamatkan dengan Islam.


Jakarta, bela tauhid 212 tahun ini, terlihat semakin berbeda.
Umat rindu Islam. Umat inginkan persatuan. Bela tauhid bukan semata membela bendera. Tapi membela segala apa yang datangnya dari Allah. Semoga tahun depan kemenangan sudah berada di tangan umat, aamiin.


Jakarta, terima kasih untuk hari ini.
Aku kembali ke kotaku.
Sampai jumpa pada agenda umat yang berikutnya.

Jakarta, aku pamit..

#ReuniAkbar212
#BelaTauhid212
#Spirit212




Jakarta pagi ini berbeda. Tampak cantik sumringah. Matahari bersinar manis menyambut mujahid mujahidah yang datang dari berbagai kota. Saling sapa, saling memberi. Bertemu orang-orang yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Mendadak cinta walaupun belum pernah mengenal sebelumnya. Akidah merekatkan.


Dakwah itu indah, selalu indah. Mengajak umat menapaki jalan Islam. Menemukan kasih sayang Allah dalam semua aturan-Nya. Sekali lagi mimbar cahaya. Jakarta menjadi saksi, bersatunya umat karena dorongan iman. Pendar-pendar cahayanya memenuhi ibu kota.
Jakarta pagi ini, dalam Islam keindahanmu akan selamanya abadi.


*****************

Dari Abu Malik Al-Asy’ary, bahwa suatu ketika, setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyelesaikan sholatnya, maka beliau menghadap ke arah orang-orang dan bersabda,”Wahai manusia, dengarkan, pikirkan, dan amalkanlah. Sesungguhnya Allah azza wajalla memiliki hamba-hamba, yang mereka itu bukan para nabi dan bukan pula syuhada’, namun para nabi dan syuhada’ berharap seperti diri mereka, yang duduk bersanding dan dekat dengan Allah.”


Lalu datang seorang arab Badui di pinggir kerumunan orang-orang lalu menunjukkan jarinya ke arah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, seraya berkata,”Wahai nabi Allah, ada orang-orang yang mereka itu bukan nabi dan bukan pula syuhada’, yang para nabi dan syuhada’ itu berharap sekiranya seperti mereka, karena kedekatan mereka dengan Allah. Beritahukanlah kepada kami bagaimana gambaran mereka?”


Wajah beliau tampak berseri karena pertanyaan orang Badui tersebut. Maka beliau menjawab,”Mereka adalah orang-orang yang tak pernah dikenal dan terasing dari keluarga dan kabilahnya. Mereka tidak diikat oleh hubungan kekerabatan,namun mereka saling mencintai karena Allah dan saling rukun. Allah meletakkan bagi mereka mimbar-mimbar dari cahaya, lalu mendudukkan mereka di atasnya. Lalu Allah membuat wajah mereka dari cahaya, membuat pakaian mereka dari cahaya, membuat manusia heran terhadap mereka pada hari Kiamat, sementara mereka sendiri tidak heran. Mereka adalah para Wali Allah yang tiada ketakutan atas diri mereka, dan mereka tidak bersedih hati.“(Musnad Imam Ahmad, 5/243)

#ReuniAkbar212
#BelaTauhid212
#Spirit212.




Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai'in qodir"
لا اله ال الله وحده لا شريك له له الملك و له الحمد و هو على كل شئ قدير


Wahai Allah, kami hadir pada reuni 212.
Ini bukan reuni biasa, tapi jauh lebih besar dari itu. Ini tentang syiar Islam. Tentang persatuan kaum Muslim yang merindukan kebangkitan. Tentang kecintaan kami terhadap Engkau, terhadap Rasul-Mu dan Alquran. Maka kami datang berbekal iman.


Wahai Allah, 
Engkaulah pemilik kerajaan di langit dan di bumi. 
Engkau penguasa siang dan malam. 
Seluruh hati kami pun ada dalam genggamanMu. 
Berikan kekuasaan bagi kaum muslim, ya Allah. 
Biarkan Islam saja yang mempimpin dunia hingga akhir zaman. Sebab kekuatan lain sangat mengecewakan dan merusak, tak mampu menandingi Islam.


Wahai Allah, satukan hati kami agar lurus terarah pada agamaMu. Menyukai yang Engkau cinta, dan membenci yang Engkau murkai. Berbagai jurus jahat yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam selamanya tak akan mendapat tempat di bumi milik-Mu. Maka hancurkanlah mereka ya Allah. 
Lemahkanlah mereka.


Wahai Allah, 
satukan kami dalam reuni ini. Sesungguhnya persatuan umat atas dasar iman, adalah perkara yang menggentarkan musuh-musuh Islam. Maka kalahkan mereka ya Allah. Kami merendahkan diri padaMu ya Allah, berikanlah kemenangan atas kami dalam waktu dekat. Berikan kemenangan bagi Islam agar kembali mengguncang dunia.


Untuk menyelamatkan saudara-saudara kami di Suriah, Palestina, Uyghur, Rohingya dan di seluruh sudut-sudut negeri. Menolong saudara kami yang kelaparan, yang terhina menerima gaji sedikit, yang diambil hak-haknya oleh penguasa, yang menjadi sakit dan lemah akibat penerapan hukum kufur.


Wahai Allah, tetaplah berada di sisi kami. Di sepanjang jalan kehidupan ini. Saksikanlah bahwa kami rindu diterapkannya syariatMu. Tak ada aturan sebaik Islam. Aturan buatan manusia selamanya tidak pantas bersanding dengan aturan buatan-Mu, wahai Allah.


Kami pun rindu akan berdiri tegaknya kekuatan perisai umat, Khilafah 'ala minhajin nubuwwah. Tegakkanlah lagi wahai Allah, Rabb Penguasa langit dan bumi. Dengannya, kami kaum muslim akan aman berlindung di balik perisainya. Merasakan penjagaan dan kasih sayang-Mu hingga akhir masa.

Allahumma ahyiina bil Islam..

******************************

Dalam Ali Imran 26-27 :

" قُلِ َّاللهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴿٢٦﴾ تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَن تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki.
Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu
 

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam.
Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup.
Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)"

Oleh Lulu.

Perhelatan akbar akan digelar. Saatnya gladi bersih. Memeriksa beberapa hal yang mungkin terlewat pada saat pementasan. Bagi sebagian umat, 212 adalah reuni. Bagi sebagian umat yang lain yang senantiasa mengawasi, memperhatikan dan menjaga pemikiran umat, momen 212 adalah ajang dakwah. Dakwah menyeru kepada Islam.

Maka ketika jutaan muslim dari seluruh penjuru tanah air bahkan luar negeri berkumpul di Monas, saat itulah kita berdiri di sisi depan, samping kanan kiri dan belakang mereka, merapatkan barisan, mengarahkan umat pada tujuan yang 1. Yaitu menyamakan perasaaan marah dan cinta yang ada pada umat agar berada pada frekuensi yang sama yaitu hanya untuk Islam.

Sebab marah dan cinta yang dilandasi iman, akan membawa umat pada ketinggian berpikir. Hal inilah yang dilakukan oleh para syabab dan syabah. Selamanya mereka menjaga pemikiran umat. Agar umat berpikir jernih dan mampu mengaitkan seluruh fakta yang mengitari mereka dengan Islam.

Sebab umat sejatinya adalah sekolah bagi para syabab dan syabah. Mempelajari berbagai kondisi baik dan buruk yang menyentuh kehidupan umat. Kemudian melihat bagaimana umat menyelesaikan persoalannya. Jika umat belum mampu memecahkan persoalan dengan solusi sahih, maka tugas syabab dan syabah untuk memperbaikinya.

Begitupun dengan 212. Ajang yang dinanti seluruh umat termasuk para syabab dan syabah. Menjadi bukti bahwa bendera tauhid ternyata mampu mempersatukan. Langkah berikutnya adalah mengajak umat agar berhukum pada seluruh hukum Islam, sebagai realisasi dari tauhid. Kemudian umat bergerak bersama memperjuangkan Islam.

Lihatlah betapa umat rela mengerahkan seluruh energinya. Datang dengan ikhlas, menyiapkan kebutuhan mereka sendiri. Yang tinggal jauh dari pusat ibu kota telah bergerak mendekati arena dengan berbagai akomodasi dan sarana transportasi.

Mengajak teman, kerabat dan handai taulan untuk turut serta. Yang sakit berupaya untuk sehat. Yang memiliki anak-anak kecil, mengkondisikan putra putri mereka untuk safe selama perjalanan. Tak ada yang mampu menahan panas mabda. Tidak ada yang sanggup menghalangi kebenaran bisyarah. Kemenangan telah tampak jelas di depan mata.

Terbukti bahwa dakwah mampu mendorong para syabab dan syabah untuk terus bergerak membela Islam. Tak peduli framing jahat yang menggelinding bagai bola liar. Mereka tetap bersatu, menggenggam Islam. Memastikan posisi, dalam barisan pejuang kebangkitan umat.

Para syabab dan syabah yang hati dan pikirannya telah diikat oleh mabda, tak akan mudah goyah atau lemah. Persekusi terhadap bendera tauhid dan seluruh pemikiran Islam, tidak akan menggoyahkan langkah dakwah. Pantang surut ke belakang. Menyelesaikan segala apa yang telah kita awali (meminjam istilah ustaz Tachta Brader Karim).

Tak peduli masih ada oknum yang membenci bendera tauhid. Bendera yang dihinakan akan tetap berkibar, bahkan bertambah banyak. Jutaan umat siap memperjuangkannya. Semakin dipersekusi, akan semakin dicinta. Persekusi bendera dan seluruh simbol Islam tidak membuat umat tercerai berai. Justru membuat umat semakin bersatu.

Sayangnya para musuh Islam menutupi hati mereka dengan gelapnya kebencian. Seandainya mereka tahu, betapa indah rasanya memegang bendera tauhid, serta bertauhid dengan cara yang benar.

Al Islaamu ya'lu wa laa yu'laa alaihi. Kemenangan pasti datang, kekalahan ada pada musuh Islam.

Wahai para syabab dan syabah, bersiaplah, ini panggungmu!

Tsumma takuunu khilafatan 'ala minhajin nubuwwah.

******************
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam, beliau bersabda:

قال موسى عليه السلام : يا رب علمني شيئاً أذكرك وأدعوك به ، قال : قل يا موسى لا إله إلا الله . قال : كل عبادك يقولون هذا ، قال : يا موسى لو أن السموات السبع وعامرهن غيري والأرضين السبع في كفة ، ولا إله إلا الله في كفة ، مالت بهن لا إله إلا الله

”Berkata Musa ‘alahis salaam: ‘Wahai Rabb, ajarkanlah padaku sesuatu yang dengannya aku berzikir kepadaMu dan berdoa kepadaMu’.

Maka Allah berfirman: ‘Wahai Musa, Ucapkanlah: ‘Laa ilaaha illallaah’.

Musa berkata: ‘Setiap hambaMu mengucapkan kalimat ini’.

Allah berfirman: ‘Wahai Musa, seandainya langit yang tujuh serta seluruh penghuninya, selain Aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan
dan kalimat Laa ilaaha illallaah diletakkan pada sisi lain timbangan.
Niscaya kalimat Laa ilaaha illallah lebih berat timbangannya’

Diriwayatkan ibnu Hiban dan Al-Haakim dan ia (Al-Haakim) mensahihkannya.

Sumber referensi: kitab Takattul Hizby
#KulwaTipsMenulisUntukEksis
#PRNgajiLiterasi
#KomunitasNgajiLiterasi
#day3


Dahulu kala di Negeri Peri, para peri tidak pandai menulis. Kehidupan berjalan seperti biasa. Mereka bersama, saling menyayangi tanpa ada perselisihan. Kehidupan berjalan tenang. Suasana damai menyelimuti Negeri Peri yang indah.


Hingga pada suatu ketika, Ratu Peri Cikgu meminta para peri untuk hadir. Seluruh peri bertanya-tanya, apakah gerangan yang membuat ratu peri mengumpulkan mereka? Adakah suatu pengumuman yang penting dari istana?




Maka seluruh peri bergegas berkumpul di alun-alun negeri. Sebuah tempat yang sejuk dan nyaman, beralaskan lantai marmer yang dingin dan bersih mengkilat. Seluruh peri berkumpul di sana, siap mendengarkan pesan ratu.


Ternyata saat itu ratu sedang gusar. Melihat anak-anak manusia selalu dalam intaian raksasa jahat yang siap menerkam mereka setiap saat. Anak-anak tersebut tidak sadar, bahwa mereka akan menjadi santapan monster jahat.



Maka kemudian, ratu peri membuka kelas menulis. Menyeru kepada seluruh peri cantik dan pintar untuk ikut di dalam kelas. Akhirnya mereka pun mempelajari berbagai macam bentuk tulisan. Dan setiap tulisan terbaik, selalu mendapat hadiah sepatu kaca dari Ratu Peri Cikgu.



Seluruh peri berlomba ingin mendapat hadiah. Hingga sejak saat itu, setiap waktu mereka terus menulis. Tidak ada hari yang kosong tanpa karya dari para peri. Tulisan peri baik hati, memiliki mantera sakti menjaga anak-anak manusia dari terkaman raksasa jahat.


Oleh sebab itu, jika saat ini kita melihat hujan. Perhatikanlah, jangan-jangan itu adalah hujan tulisan yang diturunkan para peri. Tulisan-tulisan indah yang selalu ditunggu anak-anak manusia. Yang menjaga dan melindungi mereka sampai akhir masa.



Ilustrasi: https://pinterest.com/pin/527202700110840192/?source_app=android

Cirebon, 6/11/2018,  Selasa pukul 20.32


#KulwaTipsMenulisUntukEksis
#PRNgajiLiterasi
#KomunitasNgajiLiterasi
#day2




Masih ingat Negeri Peri yang indah itu? Negeri yang seluruh perinya bersuka cita membuat tulisan-tulisan indah. Hari-hari mereka senantiasa dalam kesibukan. Tulisan mereka bagai hujan di tengah kemarau panjang. Membasahi, menyejukkan, menginspirasi, membuang segala kotoran dan kerusakan.


Alkisah di Negeri Peri, para peri berlomba menghasilkan tulisan. Tidak ada peri yang termangu atau bertopang dagu. Semua peri menghasilkan karya. Namun ada seorang peri yang tampak berbeda. Peri ini sangat cantik dan pemalu. Dia selalu menutupi wajahnya. Tapi peri ini istimewa. Dia sangat rajin menulis. Peri Minah Mahabbah, namanya.




Jumlah hari dalam sebulan kalah banyak dibandingkan jumlah tulisannya. Dia menulis seolah berlari. Menulis terus, dan terus, sepanjang waktu. Dan tulisannya tayang dimana-mana. Berkali-kali dia bahkan mengalahkan rekornya sendiri. Belum ada peri yang sanggup menulis sebanyak peri Minah. Apalagi melampauinya.


Ketika peri Minah sakit atau terhalang menulis dalam 1 hari. Maka ia akan menggantinya di hari yang berbeda. Begitu seterusnya. Hingga tidak ada satupun hari berlalu tanpa menulis. Setoran menulis sebulan selalu full. Peri Minah sangat fokus. Menulis untuk melindungi anak-anak manusia dari ancaman musuh.


Semua peri ingin seperti peri Minah, begitu pun aku. Maka seluruh peri berusaha mempelajari. Mencari rahasia, bagaimana peri Minah bisa menjadi seperti itu.
Ah, ternyata rahasia peri Minah ada pada jam ajaib.
Jam ajaib selalu mengingatkannya untuk menulis setiap hari. Malah dalam 1 hari, peri Minah bisa menghasilkan lebih dari 1 tulisan.
Berarti jika ia mampu melakukan itu, maka seluruh peri pun bisa. Termasuk juga aku.




Maka kini setiap bulannya aku selalu menempel di belakangnya. Karena peri Minah berlari. Aku pun ikut berlari mengejarnya.  Aku ingin samakan langkahku. Tak terhitung masa-masa aku baper atau lelah sehingga menulis terasa sangat sulit bagiku.





Namun aku berusaha kembali fokus, seperti peri Minah. Masih belum bisa melampauinya. Tapi aku tetap berlari di belakangnya. Mengejarnya.

Berlarilah terus peri Minah, aku akan terus mengejarmu!




Ilustrasi: http://pinterest.com/pin/612982199259156368/?source_app=android

Cirebon, 5/11/2018. Senin, pukul 20.13

#KulwaTipsMenulisUntukEksis
#PRNgajiLiterasi
#KomunitasNgajiLiterasi
#day1



Pada suatu masa, ada sebuah Negeri Peri yang indah. Penuh bunga berwarna-warni. Sawah dan ladang luas terhampar. Cahaya mentari hangat berpendar-pendar. Karena keindahannya, negeri tersebut diberi nama laksana perhiasan. Zamrud, batu permata yg berwarna hijau seperti lumut. Negeri zamrud, negeri peri.


Para peri hidup dengan damai. Peri-peri cantik dan baik hati. Tua dan muda. Mereka saling menyayangi dan mengasihi. Tidak ada kebencian. Juga tidak ada dusta di antara mereka, pastinya. Saling menyemangati. Mendukung satu dengan yang lain. Membantu dan menguatkan.




Uniknya, peri-peri di negeri itu suka menulis. Berbagai macam tulisan mereka pelajari. Ada fiksi, feature, cerpen, opini dan lainnya. Terakhir beberapa hari lalu mereka belajar membuat surat pembaca. Semua peri bergairah untuk belajar. Peri-peri senior siap mengajarkan ilmunya. Peri yunior siap menerima ilmu.


Karena semangat belajar, tidak jarang beberapa peri belajar di kelas menulis lain yang beragam. Mendua, mentiga. Sehingga akhirnya para peri akan bertemu teman-teman yang sama berkali-kali di kelas-kelas yang berbeda.




Jangan ditanya suasana belajar di Negeri Peri. Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Sangat menyenangkan. Bahkan tidak hanya itu, peri senior menghasilkan buku. Peri lain mengirim ke media online atau media cetak.


Tulisan-tulisan mereka, bagaikan hujan di siang hari yang terik. Sejuknya menyegarkan, masuk ke semua celah tanah yang kering. Menyegarkan. Membasahi. Menghidupkan tumbuhan yang mati. Mengikis semua kerusakan.


Inilah Negeri Peri. Sebuah negeri yang para perinya tak pernah berhenti menghasilkan karya. Bukan hanya sebuah, tapi banyak. Agar anak-anak manusia selamat dari bahaya, dan merasakan bahagia hingga akhir masa.








Ilustrasi: http://pinterest.com/pin/403072235374644741/?source_app=android

Cirebon, 4/11/2018, Ahad pukul 21.05


Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Apa kabar, sahabat?





Sekalipun kita hanya bersua di dunia maya, sesungguhnya kita saling menyayangi, saling menjaga karena Allah.
Sungguh kehadiranmu di lini masa (timeline, kbbi) membuat hari menjadi berwarna. Aku berharap kita saling mewarnai dan memberi keindahan di hari-hari netizen, sahabat dunia maya.
Atas izin Allah, Akidah Islam akan menyatukan seluruh hati umat aamiin.


Ada yang ingin aku sampaikan padamu tentang aktivitas kita di dunia maya. Kita upayakan ya untuk selalu meluruskan niat bahwa kehadiran kita di sini untuk dakwah.
Menyampaikan Islam.
Menunjukkan bahwa Islam itu indah dan solutif. Sebab solusi yang ditawarkan Islam tak lekang oleh waktu, tak lapuk oleh masa. Sekalipun tempat dan musim berganti, Islam selalu memberi solusi tepat bagi umat.


Oleh sebab itu, pastikan kita ada di posisi yang mana. Menyampaikan Islam dengan cara smart dan santun, atau sebaliknya.
Maka pelajari sebelum membuat status, share, like and komen. Pastikan bahwa kita tidak memberi ruang untuk hoax, bully, meledek atau bahasa sarkasme. Tidak juga menunjuk kepada person, tidak nyinyir dan mengejek.


Jangan lupa, di dalam QS An-Nahl: 125, Allah telah berfirman:


اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ  وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ ۗ  اِنَّ  رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."


Jika kita melihat sebuah pelanggaran hukum Allah, maka sampaikan tulisan dengan bahasa yang ma'ruf dan landasan berpikir sahih sehingga umat justru akan terbawa dengan keindahan berpikir yang kita sampaikan.
Jangan memberi panggung untuk sebuah kezaliman, apalagi di lini masa kita. Jangan sampai musuh-musuh Islam terkenal karena tangan kita.


Coba check lini masa kita ya sahabat,
sama, aku pun melakukan yang demikian.
Kadang kita terpancing dengan status lucu tapi mengejek yang dishare oleh orang lain.
Cukup baca untuk kita sendiri, tertawa sendiri, cukup, that's enough.
Tak perlu dikomentari, dilike atau dishare. Sebab kita sedang menciptakan 'brand'. Membentuk image. Tentang kita sendiri. Kita ingin diingat orang sebagai apa.
Brand atau image itu juga penting untuk membuat langkah kita pasti dan tetap di dalam kebenaran.


Jangan lupa ya sahabat,
Kita sedang membentuk posisi, pastikan betul posisi kita dimana. Apakah tulus ingin menyebarkan agama Allah? Atau terpancing dengan berita yang kosong dari nilai ibadah.
Sebab sayang jika satuan waktu terkecil kita terbuang untuk aktivitas yang sia-sia. Kosong dari nilai ibadah. 

Sebagaimana Allah telah berfirman:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ  ۖ  وَنَحْنُ اَقْرَبُ  اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ
اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ  الشِّمَالِ قَعِيْدٌ
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang telah dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.Yaitu ketika kedua malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. [Qâf/50:16-18]


Pada saat kita melakukan aktivitas di dunia maya, sesungguhnya kita sedang menggenggam dunia. Tinggal dikembalikan kepada kita, mau kita apakan dunia ini. Apakah akan kita guncang dengan opini Islam, atau kita biarkan berbagai berita mengalir dengan sendirinya.
Atau jangan-jangan kita malah terbawa pada opini dengan solusi pragmatis. Pilihan ada pada kita.


Saling mengingatkan, saling menguatkan dan saling menjaga. Bersatu kita akan menjadi bangunan yang kokoh. Yang tetap dengan pemikiran Islamnya.
Yang cerdas, dan fokus pada kebangkitan umat. Siap ya,
semangat terus mengguncang dunia dengan Islam.

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضً

Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” [Shahih Muslim No.4684].

Al Islaamu Ya'lu wa Laa Yu'la alihi

Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sahabatmu,
Lulu.

Cirebon, 18/10/2018

#revowriter
#GerakanMedsosUntukDakwah





Langit pilu mendadak sendu
Ombak di laut pun berhenti merayu
Meradang melihatmu aku membeku
Berbangga, padahal jelaga ada padamu.


Setelah 17 menit Film Fitna
Kau tebarkan dusta pada semesta
Berbalut dengki dan angkara
Menista Kekasih yang dicinta.


Tak hanya sekali melayut menghina
Kini membuat kontes menggambar wajahnya
Menjadi kelakar manusia sedunia
Sungguh umat tanpa perisai tak mampu membela.


Cirebon, 19/9/2018

#TugasPuisi
#WritingClassWithHas
#Meeting3




Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja yang menyaksikan kemungkaran, hendaknya dia mengubah kemungkaran itu dengan tangan (kekuasaan)-nya; jika tidak mampu, dengan lisannya; jika tidak mampu, dengan kalbunya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”
(HR Abu Dawud).

Kemungkaran terjadi di setiap masa. Itu ujian bagi kita, bunda. Liyabluwakum ayyukum ahsanu amalan, untuk mengetahui siapa di antara kita yang paling baik amal atau aktivitasnya. Yaitu yang paling sesuai dengan perintah Allah.

Ketika kita melihat kemungkaran, maka kewajiban kita adalah mencegah. Karena segala yang kita lakukan akan dihisab. Aktivitas baik ditanya oleh Allah, yang buruk pun ditanya. Mencegah seseorang dari bermaksiat kepada Allah, akan berpahala. Sebaliknya pelaku maksiat atau kemungkaran akan mendapat dosa.

Di sinilah peran kita, wahai bunda. Sampaikan Islam. In syaa allaah akan menjadi amal salih buat kita. Tidak saja kepada keluarga. Tapi juga pada tetangga dan karib kerabat. Sama halnya ketika kita menasehati penguasa untuk menegakkan amal salih. Mengurusi rakyat sesuai yang diperintahkan Allah, wajib hukumnya.

Sebaliknya jika kita diamkan kemungkaran, maka kerusakan yang terjadi di tengah umat akan meluas. Orang-orang salih yang ada di tengah umat pun akan tergelincir. Terbawa sistem rusak yang dibuat oleh penguasa. Sehingga dosa dan pelanggaran terjadi dimana-mana.

Lebih dari itu, Rasulullah saw. pernah bersabda, "Demi Allah Yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya. Sungguh ada sekelompok dari umat-ku (kaum Muslim) yang kelak dikeluarkan dari kuburnya dalam keadaan wajah-wajah mereka menyerupai kera dan babi. Hal itu disebabkan karena mereka menjilat (mencari muka) orang-orang yang melanggar syariah Allah dan Rasul-Nya. Mereka berdiam diri, padahal mereka mampu mencegah (kemungkarannya).”
 (Abu Nu'im al-Ashbahani, Ma'rifah ash-Shahâbah, 13/44).

Kita tidak boleh diam, bunda. Sampaikan kebenaran yang datangnya dari Allah. Inilah sejatinya sebuah kemerdekaan. Merdeka dari segala bentuk penghambaan kepada makhluk. Beralih kepada penghambaan yang hakiki kepada Allah Pencipta semesta alam.
Al Islaamu ya'lu wa laa yu'la 'alaihi.

Cirebon, 19/8/2018

#sarapankata
#kmobatch14
#kmoIndonesia
#Indonesiamenulis
#day27

🌤🌤 Bismillah... ☀️☀️

Allah SWT berfirman:
وَاصْبِرْ نَـفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْ  ۚ  تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا  ۚ  وَ لَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰٮهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا

"Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas."

(QS. Al-Kahf: Ayat 28).

***

Merdeka adalah suatu keadaan dimana manusia bebas menyembah Rabnya. Taat dan mengikuti aturan Allah, bukan aturan buatan manusia.
Jika kita sepakat bahwa kehidupan sempit saat ini adalah buah tangan kita sendiri. Maka kita pula yang mampu mengeluarkan diri kita menuju keadaan yang lapang. Kita mampu merubahnya, bunda. Caranya adalah kembali kepada hukum Allah.

Kita adalah agen perubahan, bunda. Kita punya peran untuk melakukan perubahan. Melalui aktivitas dakwah. Yaitu dengan mengajak umat untuk mengenal Islam. Sampaikan keindahan Islam. Bahwa Islam bukan hanya ibadah individu, seperti puasa, zakat dan shalat. Tapi juga memiliki sistem ekonomi, sistem politik, sistem pendidikan, sistem pergaulan, sistem persanksian dan lainnya. Dan seluruh sistem itu merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Oleh sebab itu harus diterapkan.

Perlahan-lahan sampaikan hal tersebut kepada umat. Sebab itu adalah sesuatu yang asing bagi mereka. Umat terbiasa hidup dalam atmosfer sekularisme yang datangnya dari barat. Hingga tidak mengenal sistem kehidupan yang datang dari akidahnya sendiri. Padahal Allah sudah menyampaikan jauh-jauh hari melalui Alquran. Rasulullah pun pernah mencontohkan hingga terbentuk negara yang menggunakan aturan Islam sebagai sumber hukum, mampu menguasai 2/3 dunia selama lebih dari 13 abad.

Sampaikan pada umat dengan penuh kesabaran dan niatkan karena Allah. In syaa allaah kelak akan menambah berat timbangan amal baik kita di yaumul hisab. Doakan mereka agar lembut hatinya dan mudah menerima Islam. Dengan kembali kepada hukum Allah, maka kemerdekaan hakiki bagi umat akan segera terwujud. Laa hawla wa laa quwwata illa billah.

Cirebon, 18/8/2018

#sarapankata
#kmobatch14
#kmoIndonesia
#Indonesiamenulis
#day26

 

Allah swt Berfirman,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS.Thaha:124).

Pantas saja hidup kita sempit, bunda. Ternyata karena inilah penyebabnya. Kita berpaling dari peringatan Allah. Diberi tahu, tapi kita abaikan. Allah cegah kita berbuat kerusakan, malah kita lakukan pelanggaran. Jika hal seperti itu terus menerus terjadi, bisa dipastikan kehidupan kita akan sempit. Pantas saja, rupanya kita sendiri yang menciptakan 'kesempitan' itu.

Lihat dalam rumah kita, bunda. Adakah pelanggaran masih kita kerjakan. Diskusikan dengan suami, adakah beliau pulang dengan membawa nafkah dari cara yang haram? Perhatikan pergaulan anak-anak kita. Sudahkah terjaga atau belum pergaulan mereka. Masihkah terjadi ikhtilat atau khalwat? Bagaimana dengan pakaian kita, sudah tepatkah menutup aurat seperti yang diperintahkan Allah pada QS. Al ahzab ayat 59 dan QS. An nur ayat 31?

Jika belum, segera perbaiki bunda. Kerja sama dengan seisi rumah untuk menegakkan Islam. Pastikan bahwa keluarga kita aman dari azab Allah yang pedih. Jika sudah, mulai melihat keluar rumah. Perhatikan bagaimana tetangga kita, karib kerabat dan teman-teman berinteraksi dengan Islam. Sudahkah mereka menjadikan Allah dan rasulnya nomer 1 dibandingkan semua kepentingan mereka? Jika belum, perbaikilah bunda melalui aktifitas dakwah.

Kemudian lihat bagaimana kondisi masyarakat secara keseluruhan. Lihat kondisi umat. Apakah mereka bisa beribadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Apakah mereka sejahtera, tercukupi pangan, sandang dan papan? Jika belum, perhatikan bunda apa yang terjadi? Kaitkan dengan ayat di atas tadi, apakah penguasa kita berpaling dari tuntunan Allah?

Jika benar, berarti kita harus menyeru kepada penguasa agar kembali kepada Allah. Mengoreksi penguasa. Karena mereka kelak akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah. Dan itu sangat berat bagi penguasa. Di tangan merekalah tanggung jawab pengurusan umat itu dibebankan. Jangan lupa bunda, bukan hanya shalat, puasa dan zakat yang diperintahkan Allah dan dicontohkan rasul. Pengurusan umat pun mengikuti panduan itu. Harus sesuai dengan Alquran dan mengikuti petunjuk rasul.

Jika ini sudah dikerjakan, maka atas izin Allah kehidupan kita tidak lagi sempit. Inilah merdeka yang sesungguhnya. Kemerdekaan yang hakiki yaitu berada dalam ketaatan dan tunduk pada Rab Pencipta alam semesta.

Cirebon, 17/8/2018

#sarapankata
#kmobatch14
#kmoIndonesia
#Indonesiamenulis
#day25





Berapa tahun usia negara ini? Katanya kita sudah merdeka, benarkah bunda? Pekik kemerdekaan terdengar di sana sini. Seolah yang sungguh kita sudah merdeka.

Mengapa 'seolah', bunda?
Karena hidup kita makin hari makin sempit. Makanan nyaris tak terbeli. Anak-anak kurang gizi. Uang di tangan cepat sekali habis. Padahal peluh di sekujur tubuh suami belumlah kering. Inikah merdeka, bunda?

Biaya sekolah tinggi. Menjadikan anak-anak pintar bagaikan mimpi. Berbagai perombakan sistem pendidikan dan kurikulum bukannya memudahkan, tapi membuat rakyat miskin semakin jauh mengakses pendidikan. Generasi penerus bangsa sulit membuat prestasi. Jika sudah begini, 20 tahun ke depan akan seperti apa kualitas pemimpin negeri ini?

Belum lagi ketika keluarga sakit. Beban berobat yang semestinya ditanggung oleh negara, justru diserahkan kepada rakyat dengan konsep ta'awun berbalut riba. Serasa orang sakit menjadi bertambah-tambah sakitnya jika memikirkan debu-debu riba yang menyelimutinya.

Persoalan ini dihadapi kita semua, bunda. Kita terbiasa dengan atmosfer seperti ini hingga merasa bahwa kita sudah merdeka. Di media cetak, elektronik, semua meneriakkan 'merdeka', maka kita akhirnya terbawa suasana seolah kita sudah merdeka. Padahal belum, bunda. Ini belum merdeka. Jika kita sudah merdeka, maka tak akan sesempit ini kehidupan kita.

Firman Allah di dalamAl-Qur’an:
…dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur:55).

Perintah Allah seperti itu, bunda, kerjakan amal saleh, aktifitas baik. Baik menurut siapa, bunda? Menurut Allah pastinya. Aktifitas baik, atau amal saleh adalah aktifitas yang diridai Allah. Diperintahkan Allah untuk dikerjakan, dan yang dilarang Allah maka kita tinggalkan.
Kita semua bunda. Anak-anak yang belum baligh ajarkan beramal saleh. Agar kelak mereka dewasa, mereka tahu bagaimana menjaga aktifitasnya tetap dalam koridor syara'. Begitu pun kita dan suami, sama-sama melakukan amal saleh, kerjakan aktifitas yang diridai Allah.

Bagaimana dengan penguasa, bunda? Perlukah beramal saleh?
Harus bunda. Penguasa diperintahkan Allah untuk mengurusi rakyatnya. Sejahtera atau sengsaranya rakyat, maka penguasa kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Berarti mengurusi rakyat pun diatur oleh Allah.

Jika hal ini sudah ditegakkan, maka janji Allah akan terbukti, bahwa akan hilang ketakutan dalam diri kita berganti dengan rasa aman. Inilah merdeka yang sesungguhnya. Yaitu melepaskan diri dari penghambaan kepada makhluk beralih kepada Pencipta. Tsumma takuunu khilafatan 'ala minhajin nubuwwah.

Cirebon, 16/8/2018

#sarapankata
#kmobatch14
#kmoIndonesia
#IndonesiaMenulis
#day24

Ilustrasi.  https://pin.it/da6euzlrryksuo


Dikatakan bahwa tahun ini merupakan tahun politik. Maka yang terlihat di media adalah, ada pemilihan pasangan, ada yang mulai check kesehatan, ada juga yang sudah ukur baju. Masyarakat terbawa geliat berita. Mulai menebak-nebak pasangan mana yang lebih tepat untuk memimpin negeri ini, menurut mereka. Masing-masing berbeda versi. Masing-masing memiliki alasan.

Namun ada juga yang tak peduli. Merasa bahwa hal tersebut bukan wilayah yang perlu dipikirkan, maka tak mau berpikir tentang politik. Sebaliknya ada pula yang merasa bahwa kehidupan sudah sangat sempit, sehingga tak ada gunanya berpikir tentang politik. Lalu mana yang benar, bagaimana dengan bunda?

Kita kembalikan pada Islam ya bun?! Karena Islam merupakan landasan berpikir bagi umat.
Bahwasanya dalam Islam, politik adalah ri'ayah su'unil ummah. Yaitu, pengurusan urusan umat. Jadi segala hal yang terkait dengan urusan umat, maka itu disebut politik. Memaknai politik hanya pada pemilihan pemimpin daerah atau negara, adalah makna yang sempit. Dan itu datang bukan dari pemikiran Islam.

Lalu apakah boleh kita mengikuti berita tentang pemilihan pemimpin? Boleh saja bunda, asalkan tetap dalam kerangka Islam. Lihat apakah pasangan calon (paslon) pemimpin tersebut akan menerapkan syariat Islam? Atau akan mengkebiri aturan yang datangnya dari Rab Penguasa semesta alam? Maka dari situ akan tampak, kualitas kepemimpinan mereka kelak. Tak peduli paslon tersebut hafiz Quran atau ulama, tapi jika dia berani mengubah aturan Allah, maka dia tak layak kita pilih.

Lalu kapan tahun politik dalam Islam?
Setiap saat umat berpolitik. Memikirkan harga barang kebutuhan pokok yang terus melambung, adalah berpikir politis. Bpjs yang semakin dikurangi pelayanannya, itu juga perkara politik. Pengemis yang membawa anak balita sepanjang lampu merah, itu pun urusan umat, urusan politik. Yang terjadi di sekitar kita, menjadi bagian dari kehidupan umat. Tak perlu menunggu 5 tahun, peristiwa politik terjadi setiap waktu dan membutuhkan penanganan segera.

Apakah bunda perlu berpikir politik?
Sangat perlu, karena bunda bagian dari umat. Berarti bunda pun memiliki kontribusi untuk mendapat 'riayah' dari penguasa. Dan berhak meminta jika pengurusan tersebut tidak bunda terima. Ikut memperjuangkan urusan umat, adalah perkara yang in syaa allaah menambah berat timbangan amal baik kita.

Rasulullah mengecam umat Islam yang tidak peduli nasib saudara seiman.
من لا يهتم بأمر المسلمين فليس منهم
“Barangsiapa yang tidak peduli urusan kaum Muslimin, Maka Dia bukan golonganku.” (Al-Hadits

Ternyata Islam tidak hanya urusan ibadah seperti shalat, puasa dan zakat. Akan tetapi memiliki pemahaman tersendiri terhadap politik. Bahkan dalam Islam, politik memiliki makna yang luas. Jika semua bunda mempelajari politik Islam, maka bunda memiliki peran dalam kebangkitan umat Islam. Siap mengguncang dunia ya bunda, Allahu Akbar!!

Cirebon, 15/8/2018

#sarapankata
#kmobatch14
#kmoIndonesia
#IndonesiaMenulis
#day23

Allah SWT berfirman:
"Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),"
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 7).

Perintah Allah, seperti itu bunda. Jika kita telah selesai pada satu urusan, maka bersungguh-sungguhlah pada urusan lain. Artinya kita tidak boleh berhenti, bunda. Harus terus memusatkan perhatian kita untuk mendapat rida Allah. Mencari cara agar Allah sayang pada kita.

Masalah seolah datang dan pergi. Sebentar istirahat, beres satu persoalan. Kemudian akan muncul hal baru. Sejatinya memang seperti itulah kehidupan ini, bunda. Tak perlu kecil hati. Diberi ujian, sebelum kita naik kelas. Husnuzon saja bunda, bahwa ujian untuk anak SMP tak mungkin diberikan pada anak SD. Artinya semua soal yang ujian yang harus kita jawab, adalah kapasitas kita untuk menyelesaikannya.

Bukankah indah bunda, jika kita berpikir seperti itu?
Maka kita tidak menjadi gelisah atau berburuk sangka pada Allah. Karena pada saat ujian pun, kita tidak mungkin dibiarkan sendiri oleh Allah. Dia selalu punya banyak cara untuk menolong kita melalui hal yang tidak terduga.

Allah SWT berfirman:
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,"
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5)

Belum lagi bantuan dari bala tentara Allah yang bermacam wujudnya, siap sedia mengulurkan tangan membantu kita. Ada yang datang memberi bantuan materi, ada yang berupa tenaga, ada pula dengan pelukan dan telinga yang siap mendengar di saat dada kita terasa penuh sesak. Lihatlah bahwa Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya yang beriman itu, sendiri.

Lalu apa yang harus kita lakukan, bunda?
Tetap kuatkan keimanan kita. Istiqomah. Percaya bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Berkuasa untuk memberi ujian, juga kuasa meluluskan kita dari ujian. Dengan syarat, jangan nyontek ya bun, jangan curang. Tetap berpegang pada syariat.

Cari lingkungan yang kondusif, yaitu sahabat-sahabat surga. Sahabat ini kelak akan saling menarik tangan kita untuk masuk ke dalam surga dan terhindar dari neraka. Sahabat surga menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat. Mereka menjaga keimanan kita agar tetap subur terpelihara.

Tetap semangat ya bunda. Tidak ada yang abadi di dunia ini, tidak juga masalah-masalahmu. Semua akan berakhir. Jadilah bunda tangguh. Pastikan masalah selesai karena kita naik kelas ya bunda.
Wa ila robbika farghob.

Cirebon, 14/8/2018

#sarapankata
#kmobatch14
#kmoIndonesia
#Indonesiamenulis
#day22



Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)” .
(Al-Hasyr: 18)

Sesuatu yang seringkali kita lupa ya bunda, perkara ajal. Sesungguhnya maut bisa datang kapan saja. Tapi mengapa kita serasa abai. Terlena dengan segala alasan yang kita buat sendiri. Merasa seolah akhirat adalah urusan nanti.

Padahal setiap kali kita bangun tidur di pagi hari, kita punya kesempatan baru menanam benih amal salih. Setiap pagi ada kesempatan berbuat taat. Niatkan pada diri sendiri untuk melakukan kebaikan pada hari itu. yang kelak kita tuai di yaumul akhir. Semua yang diperintahkan Allah berpahala, maka kerjakan. Semua yang dilarang berarti Allah benci, maka tinggalkan.

Afterlife mapping, memetakan kehidupan nanti. Melihat kira-kira akan berada dimana kita nantinya. Apakah di surga, atau di neraka. Mulai dengan sering menghisab diri sendiri. Sejauh mana ketaatan kita terhadap Allah. Cobalah buat daftar, bunda.

Apakah dari sisi tholabul ilmi, birrul walidaiyn, dakwah, shalat, shadaqoh, silah ukhuwah, dan masih banyak lagi yang lainnya. Beri lingkaran merah, jika dalam seminggu ada aktifitas ibadah yang kurang. Kemudian perbaiki di minggu berikutnya.

Dengan membuat daftar yang semacam itu, terukur aktifitas kita. Sebab waktu kita terbatas. Maka tak bisa kita berbuat sesuka hati. Hindari tulul amal, menunda amal, karena itu akan menjadi pintu masuk setan untuk memperdaya kita.

Bukan hanya terbatas, waktu kita pun senantiasa ada dalam pengawasan. Aktifitas kita dicatat, dinilai. Maka kita tidak bisa menyia-nyiakannya dengan hal yang mubah-mubah saja. Apalagi untuk aktifitas haram, naudzubillahi min dzalika.

 Allah SWT berfirman:
كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْۤا اِلَّا عَشِيَّةً اَوْ ضُحٰٮهَا
"Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari."
(QS. An-Nazi'at 79: Ayat 46).
Kita hanya sebentar di dunia, bunda. Maka jangan terlena. Siapkan perbekalan untuk akhirat. Qoola in labitstum illa qaliilan law annakum kuntum ta'lamun

Cirebon, 13/8/2018

#sarapankata
#kmobatch14
#kmoIndonesia
#IndonesiaMenulis
#day21


"Kirain kalau sudah tua nggak akan berantem?! Eh, ini koq masih suka kesel-keselan", kata anakku pada suatu hari. 
Iya juga sih, mengapa mesti berselisih paham ya? Dengan teman sendiri sesama muslim? Wah, rasanya nggak banget deh bunda. Tapi benar, memang hal itu yang terjadi.

Malah ada kondisi yang lebih parah, yaitu setiap ada pertemuan diskusi, yang terjadi adalah saling diam. Bertatapan wajah pun enggan. Garing. Rasanya tidak betah ada di acara tersebut. Mati gaya. Ingin segera pulang. Ternyata memang susah ya jika perempuan-perempuan tua ini berselisih paham.

Bukankah sepatutnya perempuan paruh baya, perempuan usia senja, sama-sama lebih mudah untuk lapang dada? Mudah menerima kekurangan orang lain? Mudah memaafkan? Mudah mengerti? Tapi ternyata tidak. Selama kita masih hidup, ada gharizah baqa, naluri mempertahan diri. Akhirnya yang terjadi masing-masing saling beradu argumentasi. Merasa benar. Dialog pun menjadi ajang debat kusir. Sehingga diperlukan pihak ketiga untuk menengahi. Meluruskan persoalan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, bersabda: 

"Di sekitar 'Arasy ada mimbar-mimbar cahaya. Di dalamnya ada orang-orang berbaju cahaya, dan wajah-wajah mereka juga bercahaya. Mereka bukan nabi atau syuhada. Nabi dan syuhada pun kagum karena ingin memperoleh hal seperti mereka"

Sahabat bertanya, "Siapakah mereka itu, ya Rasul?"

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling berbagi karena Allah, dan saling memperhatikan karena Allah".
(HR. Bukhari, derajat: Shahih)

Inilah yang membuat cahaya menjadi redup. Tak terlihat. Yaitu ketika masing-masing menunjukkan egonya.
Padahal mimbar cahaya adalah gambaran keindahan. Setiap kita yang berada dalam satu visi dan misi dengan niat Lillah, pasti ingin ke sana bersama-sama orang-orang yang kita sayangi. 

Ternyata semakin diuji dengan sejumlah persoalan. Diuji dengan marah dan benci, persahabatan malah semakin kokoh. Karena akidah menjadi pondasinya.

 Akhirnya atas ijin Allah hati-hati kami menyatu kembali. Perekatnya akidah. Kami harus kembali kepada tujuan awal menjalin ukhuwah, bahwa cinta dan benci hanya karena Allah. 

Gharizah baqa' atau naluri mempertahankan diri ditundukkan dan dikendalikan oleh iman. 

Jika di awal perkara kita sudah berazam bahwa Allah adalah Rab Al-Mudabbir. Maka kita akan rela diatur Allah. Bukan rela diatur oleh perasaan kita sendiri. Bukan juga oleh gharizah baqa. Itulah kuncinya. Indahnya hidup dalam Islam. 

Hal itulah yang terjadi pada kami. Maka mulailah kami saling mengunjungi lagi. Mencari waktu-waktu untuk bersama di luar aktifitas rutin seperti kajian dan diskusi. 

Alhamdulillah, setelah menempuh berbagai peristiwa 'makan hati' yang tidak sedikit. Akhirnya masing-masing memang harus berbesar hati mengakui kesalahan. Saling memaafkan. Menurunkan ego yang telanjur naik ke kepala.

Maka akhirnya mimbar cahaya mulai terlihat lagi. Tampak terang. Cahayanya berpendar indah. Menjadi tujuan saat pulang ke kampung akhirat. Benar adanya bahwa menuju surga, kita tak mampu sendiri.

Kabar gembira bagi orang-orang yang saling mencintai karena Allah, harus selalu diulang-ulang. Agar menjadi penyemangat di kala futur. Percaya bahwa Rasulullah tidak mungkin berdusta. Kata-kata beliau terbimbing oleh wahyu.  Serta percaya bahwa janji Allah Subhaanahu Wa Ta'ala adalah benar. Menjadi kabar gembira bagi orang-orang beriman. Inna ma'al mukminuuna al ikhwah.

Cirebon, 12/8/2018

#sarapankata
#kmobatch14
#kmoIndonesia
#IndonesiaMenulis
#day20







Lagu 'Thats whats friends are for'

https://pin.it/4axcy2cj6evle2

“Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka” (H.R. Muslim).

Anak kecil ini tidur dengan mata basah. Dia minta aku menyanyikan lagu sebelum tidur. Tapi aku nggak ngerti lagu apa yang dia minta. Dia hanya bilang ,"Bu abu abuuu....". Dengan mata kecilnya yang penuh harap, mulut mungilnya hanya mengeluarkan kata itu berkali-kali.
"Kasih ibu?" Tanyaku. Dia menggeleng.
"Dua mata saya?" Dia menggeleng lagi.
"Satu-satu aku sayang ibu?" Dia terus menggeleng dengan wajah mulai kecewa.
"Topi saya bundar?" Wajahnya semakin kecewa.
"Ibu guru kami? Bukan juga ya. Apa ya?" Matanya semakin sedih. Dia mencoba menyanyi dengan irama yang tak tepat, "Bu abu abuuu...".

Clue yang tak jelas, karena kosa kata yang terbatas. Tidak mampu menggali ingatanku. Ya Allah, sepertinya aku akan mengecewakan little princessku ini. Setelah beberapa judul yang aku tawarkan disambut dengan gelengan kepala. Akhirnya diapun tertidur bukan dengan lagu yang dia minta. Lagu lain. Aku benar-benar membuatnya kecewa.

Hingga esok paginya aku ajak dia bermain, dan melakukan aktifitas sehari-hari sambil bernyanyi. Menyanyi semua lagu yang biasa kami nyanyikan bersama. Seraya berusaha mencari lagu apa yang hilang semalam, tak kunjung ketemu. Dan akhirnya, Allah menunjukkan kasih sayangNya. Dia kembalikan ingatanku. Dari sekian banyak lagu yang kami nyanyikan pagi itu, muncul lagu yang dia cari.

Dari matanya yang mungil terlihat binar-binar bahagia. Senyumnya mengembang. Dia mengangguk-angguk lucu dan menari melenggak lenggok. Kami menyanyi bersama. Dia bersenandung masih dengan nada yang tak tentu, "Bu abu abuu...". Kata yang sama seperti yang dia ucapkan semalam. Tapi kali ini aku tau lagu apa yang dia inginkan. Aku tersenyum ke arahnya.

Ternyata lagu yang dicarinya adalah 'Ambilkan bulan, bu'. Entah berapa bulan usianya saat itu. Baru satu dua kata yang aku mengerti. Bicaranya masih belum jelas.

Komunikasi itu perlu ya bunda. Antara anak-anak dengan bunda. Antara bunda dengan suami, bunda dengan teman-teman, dan yang lainnya. Agar kita bisa mentransfer kasih sayang. Agar tidak terjadi salah paham yang memunculkan friksi, pertikaian. Bil hikmah wal mauizhotul hasanah, dengan bahasa dan penyampaian yang baik. Hingga akhirnya pesan kita bisa sampai. Jika komunikasi tidak ditegakkan, akan muncul asumsi-asumsi. Berpeluang terbentuk benang ruwet di kepala. Dan yang lebih bahaya adalah muncul perpecahan antara sesama muslim.

Berbicara dengan anak-anak pun seperti itu bunda. Sedikit demi sedikit sampaikan Islam. Sejak mereka kecil dengan bahasa yang sederhana. Maka lambat laun akan terbentuk kepribadian Islam dalam diri anak-anak. Sama halnya ketika kita bicara dengan umat. Sampaikan Islam melalui interaksi kita dengan mereka. Atas izin Allah akan terbentuk pemikiran Islam. Jika dilakukan menyeluruh di tengah umat secara bersamaan, terbentuklah pemikiran umum.

Itulah sebenarnya hakikat dakwah kita terhadap Islam. Dakwah disampaikan melalui komunikasi. Apakah dengan komunikasi secara verbal atau tulisan. Dilakukan terus menerus ya bunda. Semoga akan segera mengantarkan umat pada kebangkitan.

Yuk kita berlatih terus bunda, perbaiki komunikasi kita. Kontennya, isi dengan kalimat yang baik yang datangnya dari Islam. Perbaiki juga cara menyampaikannya. Niatkan Lillah karena Allah agar bernilai ibadah. qoulum ma'ruufuw wa maghfirotun khoirum min shodaqotiy yatba'uhaaa azaa, wallohu ghoniyyun haliim

Cirebon, 10/8/2018

#sarapankata
#kmobatch14
#kmoIndonesia
#Indonesiamenulis
#day18

Ilustrasi.     https://pin.it/nosqneux4q3rgh






"Abi pulang jam berapa malam ini?"
"In sya allaah jam 8 lebih 15 tiba di rumah. Ada apa shalihah?"
"Ah enggak, tadi umi masakin ayam panggang, sambel dan lalap buat abi".
Percakapan di whattsap. Kode keras. Biasanya suami tahu bahwa itu sinyal agar ia siapkan waktu untuk mendengarkan. Melepaskan sesak di dadaku, setelah seharian bertemu bermacam-macam karakter. Menghadapi berbagai situasi.

Seperti itulah peran seorang suami. Walaupun disebutkan hanya sekali setelah penghormatan tiga kali kita terhadap ibu. Tapi suami pun memainkan peran penting dalam kehidupan sebuah keluarga. Itulah sebabnya namanya pun disebutkan di dalam banyak nash. Anak-anak yang berbakti pada kedua orang tua, akan dijamin surga.

Dalam salah satu hadis Nabi Muhammad SAW diceritakan, ‘Aku bertanya kepada Nabi saw, “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah SWT?" Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada orang tua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR Bukhari).

Ibu sebagai orang tua tunggal atau ibu dengan suami sebagai pendamping, tugasnya sama. Yaitu mencetak generasi mulia. Beban berat itu diamanahkan Allah pada ibu. Menjadi ummu wa robbatul baiyt, sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Tidak akan mudah terlaksana jika tanpa bantuan suami yang menopang. Ketiadaan peran suami, apakah karena ibu sebagai orang tua tunggal, atau memang pasangan yang tak menguasainya perannya, membuat keluarga sulit membenahi dirinya.

Sebagai seseorang yang bertanggungjawab mencari nafkah dan menjadi pemimpin dalam keluarganya, tugas suami juga tidak mudah. Jika tanpa dibekali dengan ilmu dan keimanan yang kokoh, maka dia tak akan mampu menarik anak-anak dan istrinya. Menjaga mereka agar tetap berada di dalam benteng iman terjaga oleh Islam.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Ketahuilah, kalian semua adalah pemimpin dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin (keluarganya) dan dia akan dimintai pertanggungjawaban tentang mereka”. Hadis shahih riwayat al-Bukhari (no. 2278) dan Muslim (no. 1829).

Seorang ayah mendidik dan membimbing keluarga dengan lembut. Maka anak-anak akan mempelajari bagaimana seorang ayah mengatur keluarganya. Bagi anak-anak, ayah adalah role model. Pelajaran yang mahal yang didapat anak-anak di dalam rumah. Mempengaruhi mereka kelak dewasa. Hanya di dalam rumah mereka bisa mempelajari peran itu dengan baik.

Suami sebagai muara dari semua persoalan yang ada di rumah. Keputusan-keputusan yang diambil akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Menjaga anggota keluarga dari makanan yang haram, mengarahkan mereka pada interaksi yang baik, menjaga masuknya pemikiran buruk yang memalingkan anggota keluarga dari akidahnya.

Allah SWT berfirman:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ  نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ  لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)


Saling menguatkan, saling menopang dalam kemuliaan Islam. Seorang istri dapat melakukan tugasnya dengan baik. Memiliki hujah di hadapan Allah karena adanya peran suami sebagai penopangnya. Pendukung perannya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda:
«خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى»
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluargaku”
1 HR at-Tirmidzi (no. 3895) dan Ibnu Hibban (no. 4177), dinyatakan shahih oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Syaikh al-Albani.

Pinjam bahumu abi, malam ini saja. Agar aku besok bisa menghadapi dunia. Laa haula wa laa quwwata illa billah.


Cirebon, 8/8/2018

#sarapankata
#kmobatch14
#kmoIndonesia
#Indonesiamenulis
#day16




Powered by Blogger.